KABUL (Arrahmah.id) – Pada Kamis (26/12/2024), Imarah Islam Afghanistan memperingati hari yang menandai invasi Uni Soviet ke Afghanistan, dalam sebuah acara yang diadakan di Kabul.
Hamdullah Fitrat, wakil juru bicara Imarah Islam, menyatakan dalam acara tersebut bahwa selama invasi Soviet, semua nilai, termasuk agama, kebebasan, keamanan sosial, dan pembangunan negara, menghadapi ancaman serius.
Wakil juru bicara Imarah Islam mengatakan: “Imarah Islam mengutuk invasi Uni Soviet, bangga dengan jihad dan pengorbanan rakyat Afghanistan melawannya, dan mendoakan surga bagi semua syuhada jihad melawan agresi Soviet, dan pahala bagi mereka yang terluka dan cacat.”
Amir Khan Muttaqi, Menteri Luar Negeri, juga berbicara pada acara tersebut, menekankan perlunya mendidik para pemuda dengan pola pikir Afghanistan dan Islam untuk mencegah Afghanistan diduduki oleh negara lain di masa depan, lansir Tolo News (27/12).
Muttaqi mengatakan: “Bahkan sekarang, jika Anda ingin Afghanistan terhindar dari bahaya seperti itu di masa depan, bangsa dan kaum muda harus dididik dengan pola pikir Islam dan Afghanistan. Kesempatan untuk pendidikan harus diciptakan di rumah-rumah, dan perhatian khusus harus diberikan untuk membina mereka.”
Sementara itu, Menteri Informasi dan Kebudayaan juga berpidato dalam pertemuan tersebut, menyatakan bahwa Imarah Islam tidak mencampuri urusan dalam negeri negara lain dan tidak akan menolerir campur tangan pihak lain dalam urusan dalam negeri Afghanistan. Khairullah Khairkhwa mengatakan bahwa rakyat Afghanistan telah mengalahkan tiga kekaisaran di negara tersebut sejauh ini.
Khairullah Khairkhwa lebih lanjut menyatakan: “Orang-orang Afghanistan dikenal sepanjang sejarah karena menghormati orang lain dan hidup secara terhormat. Martabat mereka sedemikian rupa sehingga orang mungkin meragukan kemampuan mereka untuk mencapai apa pun; namun, jika ada yang menantang mereka, sejarah akan menunjukkan siapa dan bagaimana tiga kekaisaran besar telah dikalahkan oleh mereka.”
Abdul Latif Mansoor, penjabat menteri energi dan air, mengatakan: “Ini adalah ideologi komunis dan niat Rusia, yang berusaha untuk merusak pemikiran dan keyakinan generasi kita.”
Akhirnya, pada tanggal 26 Hamal, tahun 1367, berdasarkan Perjanjian Jenewa yang ditandatangani oleh bekas Uni Soviet, Amerika Serikat, Afganistan, dan Pakistan, pendudukan Soviet di Afganistan berakhir. Pasukan Soviet menarik diri dari Afghanistan pada tanggal 26 Dalwa, 1368. (haninmazaya/arrahmah.id)