KABUL (Arrahmah.id) – Imarah Islam Afghanistan menolak klaim campur tangan mereka dalam proses pendistribusian bantuan kemanusiaan di negara tersebut dan mengatakan bahwa organisasi-organisasi bantuan telah mengurangi bantuan mereka karena kurangnya dana.
Zabiullah Mujahid, sebagai reaksi atas laporan Dewan Keamanan, mengatakan bahwa pemerintah saat ini hanya menjamin keamanan lembaga-lembaga bantuan dan tidak mencampuri urusan internal lembaga-lembaga tersebut.
“Imarah Islam Afghanistan tidak mencampuri urusan lembaga mana pun untuk mengganggu pekerjaan mereka. Kami dan militer kami berkewajiban untuk memastikan keamanan mereka,” kata juru bicara Imarah Islam.
“Permintaan kami kepada lembaga-lembaga bantuan di komunitas internasional, terutama kepada PBB, adalah untuk tidak mempertimbangkan isu-isu politik dalam bantuan kemanusiaan dan pembangunan,” ujar Abdul Latif Nazari, wakil dari Kementerian Ekonomi, lansir Tolo News (4/9/2023).
“Saya harus bekerja keras, 200 sampai 150 hari, dengan itu saya bisa membayar sewa rumah lebih cepat, misalnya, ada hal-hal lain seperti sakit dan bantuan lainnya belum sampai ke kami,” kata Omidullah, seorang penyemir sepatu.
“Memang benar bahwa bantuan masyarakat internasional datang ke Afghanistan, tetapi tidak sampai kepada orang-orang yang membutuhkan,” kata Jawed, seorang warga Kabul.
Laporan Dewan Keamanan PBB menyebutkan bahwa kebijakan dan praktik-praktik “Taliban” juga telah memperumit upaya-upaya untuk menanggapi krisis kemanusiaan di Afghanistan.
“Potret tersebut juga mengklaim bahwa 56 program dihentikan sementara pada bulan Juli karena insiden akses kemanusiaan, termasuk insiden yang melibatkan gangguan terhadap pelaksanaan kegiatan kemanusiaan, pembatasan pergerakan, dan kekerasan terhadap personil dan fasilitas kemanusiaan.”
Sementara itu, Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB di Afghanistan mengatakan bahwa alasan pengurangan bantuan ke Afghanistan adalah kurangnya dana dan menekankan bahwa mereka hanya menerima 25% dari dana yang mereka minta tahun ini. (haninmazaya/arrahmah.id)