KABUL (Arrahmah.id) – Hamdullah Fitrat, wakil juru bicara Imarah Islam, telah menolak klaim miliaran dolar bantuan AS untuk Afghanistan, dengan menyatakan bahwa pemerintah Afghanistan belum menerima dana dari Amerika Serikat hingga saat ini.
Fitrat menambahkan bahwa Imarah Islam belum meminta bantuan dari Amerika Serikat.
Menurut wakil juru bicara tersebut, bantuan AS dibelanjakan melalui organisasi-organisasi internasional selama penarikan pasukan asing, dengan sebagian lainnya dialokasikan ke PBB untuk bantuan kemanusiaan, lansir Tolo News (8/1/2025).
Hamdullah Fitrat lebih lanjut menyatakan: “Yang benar adalah bahwa AS tidak memberikan satu rupee pun kepada Imarah Islam, tetapi telah menyita dan membekukan miliaran dolar milik rakyat Afghanistan. Imarah Islam tidak mengharapkan bantuan dari AS dan juga tidak pernah memintanya.”
Donald Trump, presiden terpilih AS, menyatakan dalam sebuah konferensi pers di Florida semalam bahwa Washington telah mengirim bukan jutaan, tetapi miliaran dolar ke Afghanistan, dan hal ini tidak dapat diterima. Presiden terpilih AS ini menambahkan bahwa situasi ini tidak boleh berlanjut.
Berbicara kepada wartawan, Trump mengatakan: “Hal ini bahkan tidak dapat dipercaya. Miliaran dolar-bukan jutaan, miliaran-kita membayar miliaran dolar kepada Taliban, Afghanistan, dan itu diberikan oleh Biden. Itu adalah orang yang sama yang mengambil lima puluh hingga enam puluh triliun dolar dari Amerika Serikat.”
Sebelumnya, UNAMA menyatakan bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa mentransfer uang tunai ke Afghanistan untuk digunakan oleh badan-badan PBB. Uang ini tidak disimpan di bank sentral Afghanistan atau diberikan kepada pihak berwenang Imarah Islam oleh PBB.
Dalam hal ini, UNAMA menyatakan: “Tidak ada uang tunai yang dibawa ke Afghanistan yang disimpan di Bank Sentral Afghanistan atau diberikan kepada otoritas de facto Taliban oleh PBB.”
Graeme Smith, seorang analis senior di International Crisis Group, mengomentari bantuan tersebut, dengan mengatakan:
“Saya pikir bantuan akan terus menurun sekarang, terutama bantuan AS di bawah pemerintahan Trump, dan yang dibutuhkan sekarang adalah strategi keluar. Harus ada cara untuk beralih dari bantuan darurat jangka pendek ke intervensi jangka panjang yang memungkinkan warga Afghanistan untuk memberi makan diri mereka sendiri tanpa membutuhkan bantuan eksternal dari donor asing.” (haninmazaya/arrahmah.id)