KABUL (Arrahmah.id) – Imarah Islam Afghanistan menyatakan bahwa mereka menginginkan keamanan di Pakistan.
Wakil juru bicara Imarah Islam, Hamdullah Fitrat, menanggapi klaim yang dibuat oleh perwakilan tetap Pakistan, menekankan bahwa tidak ada kelompok yang diizinkan untuk beroperasi dari tanah Afghanistan, dan Kabul telah berbagi upayanya dalam hal ini dengan Islamabad, lansir Tolo News (9/12/2024).
Wakil juru bicara Imarah Islam mengatakan: “Kami memiliki hubungan yang baik dengan Pakistan, dan kami berusaha untuk memperluas hubungan positif dengan semua negara, termasuk Pakistan. Kami tidak mengizinkan siapa pun untuk menggunakan wilayah Afghanistan untuk melawan Pakistan. Kami menginginkan perdamaian dan stabilitas Pakistan, dan dalam hal ini, kami telah berbagi upaya dengan Pakistan.”
Yousuf Amin Zazi, seorang pakar urusan militer, menyatakan: “Sebagai warga Afghanistan dan tetangga Pakistan, kami dapat memberikan saran yang baik jika diperlukan, tetapi tidak ikut campur. Namun, kami menolak keras klaim bahwa Afghanistan terlibat dengan TTP, seperti yang mereka tuduhkan, yang menyebabkan ledakan dan membunuh banyak orang. Kami menentang klaim semacam itu dan tidak menerimanya.”
Selama sesi ke-22 Forum Doha, Munir Akram, perwakilan tetap Pakistan untuk PBB mengatakan kepada Tolo News bahwa memerangi masalah TTP (Tehrik-e-Taliban Pakistan) tetap menjadi perhatian utama negaranya.
Munir Akram mengklaim bahwa Islamabad memiliki bukti-bukti kehadiran TTP di tanah Afghanistan.
Dia mendesak pemerintah Afghanistan untuk menemukan cara untuk mengekang TTP dan mencegah mereka menyeberang ke Pakistan.
Perwakilan tetap Pakistan untuk PBB menyatakan: “Kita harus menghadapi masalah terorisme yang ditimbulkan oleh Tehrik-e-Taliban Pakistan. Ini adalah perhatian utama kami, dan kami berharap pemerintah sementara Afghanistan menemukan cara untuk mengendalikan TTP dan mencegah pergerakan lintas batas mereka ke Pakistan untuk melakukan serangan.”
Forum Doha ke-22 yang berlangsung selama dua hari berakhir di Doha, Qatar, dengan partisipasi perwakilan dari lebih dari 100 negara, diplomat, dan pejabat lainnya, yang membahas tantangan-tantangan global. (haninmazaya/arrahmah.id)