KABUL (Arrahmah.id) – Imarah Islam Afghanistan telah menolak laporan Washington Post yang menuduh bahwa senjata-senjata asal Amerika Serikat diselundupkan dari Afghanistan ke Pakistan, dengan mengatakan bahwa peralatan tersebut telah lama ada di pasar gelap.
Wakil juru bicara Imarah Islam, Hamdullah Fitrat, menekankan bahwa semua peralatan militer yang ditinggalkan oleh Amerika Serikat di Afghanistan berada di bawah kendali pemerintah, lansir Tolo News (15/4/2025).
Hamadullah Fitrat, dalam menanggapi laporan Washington Post, mengatakan: “Semua amunisi dan peralatan militer di Afghanistan disimpan dengan aman di depot-depot, dan segala upaya telah dilakukan untuk mencegah penyelundupan senjata-senjata ini.”
Sebelumnya, Washington Post menerbitkan sebuah laporan investigasi yang mengklaim bahwa senjata-senjata buatan Amerika, yang awalnya dipasok ke pasukan keamanan Afghanistan selama kehadiran militer AS, kini telah jatuh ke tangan para pejuang Tahreek-e-Taliban Pakistan (TTP).
Laporan tersebut mengklaim bahwa 63 senjata yang disita dari para militan di Pakistan pada awalnya diberikan oleh AS kepada pasukan Afghanistan selama misi militernya selama dua dekade.
Laporan ini juga menuduh bahwa beberapa peralatan militer buatan AS-seperti senapan serbu, senapan mesin, dan kacamata penglihatan malam-sekarang digunakan oleh para pejuang TTP dan kelompok-kelompok bersenjata lainnya.
“Senapan serbu, senapan mesin, dan kacamata penglihatan malam dari AS, yang pada awalnya dimaksudkan untuk membantu menstabilkan Afghanistan, kini digunakan oleh Taliban Pakistan (TTP) dan kelompok-kelompok lain untuk menimbulkan kekacauan di negara bersenjata nuklir ini, demikian menurut para militan, pedagang senjata, dan pejabat pemerintah,” demikian ungkap Washington Post.
Analis politik Ghulam Mohammaduddin Mohammadi mengatakan: “Senjata yang diklaim oleh para pejabat Pakistan berada di tangan TTP mungkin sebenarnya adalah senjata yang sama dengan yang dikirim oleh AS ke Afghanistan melalui Pakistan-dengan izin Pakistan.”
Analis politik Saleem Paigir mengatakan: “Senjata-senjata AS tidak hanya tetap berada di Afghanistan; Amerika Serikat juga telah menjualnya ke negara-negara Teluk dan belahan dunia lainnya. Oleh karena itu, keberadaan senjata-senjata tersebut di sisi lain dari Garis Durand tidak selalu berarti bahwa senjata-senjata itu diselundupkan dari Afghanistan. Mungkin saja senjata-senjata itu berasal dari Teluk.”
Sementara itu, Presiden AS Donald Trump sebelumnya telah menegaskan bahwa Washington ingin mengambil peralatan militer yang tertinggal di Afghanistan. Menanggapi hal ini, Imarah Islam secara konsisten menyatakan bahwa peralatan ini adalah milik rakyat Afghanistan. (haninmazaya/arrahmah.id)