KABUL (Arrahmah.id) – Zabihullah Mujahid, juru bicara Imarah Islam Afghanistan, mengatakan bahwa peralatan militer yang ditinggalkan oleh pasukan asing sepenuhnya berada di tangan pemerintah dan menolak klaim bahwa peralatan tersebut telah dijual.
Mujahid menambahkan bahwa jika diperlukan, peralatan ini akan digunakan untuk memastikan keamanan Afghanistan.
Juru bicara Imarah Islam mengatakan: “Peralatan yang tersisa ini efektif untuk Afghanistan dan kami sendiri membutuhkan keamanan. Kami membutuhkan senjata-senjata ini. Sementara kami sendiri telah melalui banyak perang, ada kebutuhan yang lebih besar untuk mempertahankan senjata di sini,” lansir Tolo News (11/2/2024).
Baru-baru ini mantan presiden AS, Donald Trump, mengklaim bahwa saat ini Afghanistan adalah salah satu penjual peralatan militer terbesar di dunia. Trump, berbicara dalam sebuah pertemuan National Rifle Association (NRA), menyebut penarikan pasukan AS dari Afghanistan sebagai “momen paling memalukan dalam sejarah negara kita,” dengan mengatakan: “Kami meninggalkan peralatan senilai $85 miliar dolar. Afghanistan sekarang menjadi salah satu penjual peralatan militer terbesar di dunia. Mereka menjual peralatan baru kami yang indah, kami meninggalkan ratusan orang di belakang termasuk orang lain yang seharusnya bisa kami ambil, tetapi kami meninggalkan ratusan orang Amerika yang masih di sana.”
Beberapa analis memiliki pandangan yang berbeda mengenai kehadiran pasukan asing dan pemeliharaan struktur militer di Afghanistan.
“Sudah jelas apa yang tersisa dari peralatan militer -tetapi pernyataan Trump ini adalah reaksi pers. Karena kampanye pemilihannya, dia ingin menciptakan kesan bahwa dia akan mengelola program-program Amerika dengan lebih baik,” kata Zalmay Afghanyar, seorang analis militer kepada Tolo News.
“Imarah Islam tidak mengizinkan siapa pun untuk beroperasi di sektor perdagangan narkoba dan senjata dan mencegah hal ini,” kata Hadi Quraishi, seorang analis militer.
Sebelumnya, Perdana Menteri pemerintah caretaker Pakistan, Anwaar-ul-Haq Kakar, mengklaim bahwa senjata yang ditinggalkan oleh pasukan asing di Afghanistan dijual di pasar gelap, yang disebut tidak berdasar oleh Imarah Islam. (haninmazaya/arrahmah.id)