(Arrahmah.com) – Imarah Islam Afghanistan (IIA) atau yang lebih dikenal sebagai Taliban, selama bertahun-tahun lebih dari satu dekade telah berjuang melawan penjajahan di negeri mereka, pasca para penjajah asing menumbangkan pemerintahan mereka. Selama itu pula, para musuh Islam berusaha untuk membuat citra IIA buruk, baik di mata dunia maupun di mata rakyat Afghan sendiri.
Melalui media-media pendukung mereka (musuh), mereka menyebarkan propaganda-propaganda busuk tentang IIA. Mengabarkan bahwasannya Mujahidin IIA adalah orang-orang yang menentang pendidikan, terutama bagi perempuan, menganiaya perempuan, tidak toleransi terhadap sesama Muslim, dan sebagainya. Misalnya saja, berita tentang sebuah sekolah perempuan dirancuni atau diserang oleh “sekelompok militan” yang “diduga” Taliban, kemudian memunculkan opini bahwa “Taliban mengharamkan pendidikan.”
Tuduhan-tuduhan tak berdasar tersebut telah dibantah berkali-kali dan memang tidak terbukti. Tetapi, pihak musuh tak pernah bosan memfitnah IIA dengan berbagai cara. Salah satunya dengan cara menyebarkan kabar palsu bahwa Mujahidin mengancam akan membunuh orang tertentu (yang tidak terkait dengan penjajahan) dengan mengatasnamakan IIA. Oleh sebab itu, IIA kembali menegaskan bahwa kabar demikian adalah palsu. IIA menjelaskan dalam pernyataan baru ini bahwa IIA menghormati semua kelompok/sekte/mahzab rakyatnya dan bahwa para penjajah lah yang sebenarnya selalu mengancam dan menyebabkan malapetaka bagi rakyat Muslim.
Dalam setiap pernyataan, demikian juga tindakannya, IIA menegaskan bahwa IIA tidak menargetkan siapapun yang tidak terkait atau membantu para penjajah. Tujuan Jihad IIA jelas, yakni untuk mengusir para penjajah dan mendirikan pemerintahan Islam secara keseluruhan di tanah Afghan. Berikut sepenggal pesan ukhuwah Islamiyah dari IIA:
***
Selama masa yang panjang berbagai kelompok berusaha untuk memfitnah Imarah Islam dengan berbagai cara dan untuk membuat citra sistem yang bersih ini (sistem Islam) menjadi tampak suram dan tidak jelas.
Terkadang, mereka memfitnah bahwa Imarah Islam menentang pendidikan dan belajar. Terkadang, mereka mengatakan bahwa Imarah Islam tidak memperlakukan dengan baik hak-hak wanita. Terkadang, mereka memfitnah bahwa Imarah Islam melanggar hak asasi manusia. Terkadang mereka bertanggung jawab atas tidak berusahanya mereka memajukan perdamaian dan harmoni antar warga Afghan.
Hal-hal seperti ini dan yang serupa lainnya adalah tuduhan-tuduhan tidak berdasar dan fitnah-fitnah yang tidak terbukti kebenarannya ditimpakan dengan tidak bertanggung jawab kepada Imarah Islam oleh beberapa orang dan organisasi egois sebagai bagian dari perang yang dilancarkan oleh musuh. Meskipun demikian, kami telah mengklarifikasi posisi kami dari waktu ke waktu terkait masalah-masalah ini.
Sekarang ini, serangkaian tuduhan baru yang tak layak telah dimulai. Beberapa orang mencetak surat ancaman pada kertas palsu atas nama Imarah Islam, menandainya dengan stempel palsu dan kemudian dinisbatkan kepada seorang komandan Imarah Islam, seolah-olah komandan ini telah mengancam nyawa. Kemudian mereka menyebarkan surat ini ke pemerintah-pemerintah asing untuk menunjukkan kepada mereka bahwa hidup mereka sedang dalam bahaya. Ini adalah propaganda paslu yang dimanfaatkan oleh beberapa orang, bahkan sejak saat pemerintahan Imarah Islam berkuasa, dan dengan itu menipu orang-orang asing hanya untuk kepentingan pribadi.
Sebenarnya, kondisi ekonomi yang membinasakan negara ini saat ini telah memaksa rakyat kami yang tak berdaya untuk membuat dokumen-dokumen palsu atau menjual anak-anak mereka atau tindakan-tindakan tak layak lainnya dengan harapan mengubah hidup mereka.
Para penjajah membuat banyak klaim yang bergaung dan membuat muak media dengan bualan-bualan dan kesombongan semacam ini bahwa mereka telah membawa “kemakmuran” di Afghanistan dan telah membawa berkarung-karung dolar bersama mereka. Sekarang, jelaslah bagi setiap orang “oleh-oleh” apa yang mereka bawa ke negeri kami. Mereka tidak membawa apapun melainkan kesengsaraan, kehancuran dan kebencian. Karung-barung yang penuh dolar yang mereka bawa bersama diri mereka juga hanya dihabiskan oleh diri mereka sendiri atau antek-antek mereka, atau telah ditarik keluar dari Afghanistan.
Hingga kini, mereka membuka jalan kerusakan dan imoralitas, untuk menumbuhkannya dan kemudian menyebarkannya secara luas. Bahkan, bangunan-bangunan yang lengkap fasilitasnya yang mereka bangun dengan uang mereka sendiri telah hancur, sebagaimana yang mereka akui sendiri.
Akibatnya (akibat dari penjajahan -pent) saat ini, banyak rakyat Afghan yang tertindas meninggal dunia akibat kelaparan dan menderita kedinginan (karena situasi yang buruk -pent). Para wanita dizalimi, para bayi tewas dalam buayan dan sejumlah warga Afghan yang hidup dalam garis kemiskinan, bahkan dari jarak beberapa kilometer saja dari Istana Kabul (Istana Kepresidenan), para ayah yang pemberani dan ibu yang penyayang rela menjual anak-anak mereka tercinta dan puteri-puteri kecil mereka tersayang. Selain itu para pemuda membuat dokumen-dokumen palsu dan mencoba pergi ke luar negeri dengan cara yang berbahaya.
Imarah Islam Afghanistan selain sangat menyangkal tuduhan-tuduhan tak berdasar tersebut, sekali lagi menyatakan kepada rakyatnya dan dunia bahwa kami mengusung pesan ukhuwah Islamiyah antara Imarah Islam dengan kaum Muslimin lainnya. Kami menghormati semua mazhab rakyat kami. Kami tidak mengirimkan pesan ancaman kepada siapapun. Imarah Islam didirikan untuk menghapus penderitaan dan kesengsaraan bangsa Afghan. Imarah islam telah melakukan perlawanan selama sebelas tahun lalu sebagai bentuk Jihad melawan invasi Amerika, dan telah menyerahkan banyak pengorbanan.
Karena itu adalah tuntutan dari bangsa Muslim kami. Semua Jihad suci kami tetap tidak akan terputus (insya Allah) hingga invasi ini berakhir dan sebuah lingkungan hidup damai di bawah pengawasan pemerintahan Islam didirikan (secara keseluruhan) di tanah air tercinta kami dan ini tidak sulit bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Imarah Islam Afghanistan
(siraaj/arrahmah.com)