KABUL (Arrahmah.com) – Imarah Islam Afghanistan menerima laporan adanya pertemuan antara veteran pemimpin mujahidin dan mantan menteri Imarah, Maulvi Jalaluddin Haqqani dengan presiden boneka, Hamid Karzai di Kabul dan mengatakan bahwa hal tersebut merupakan percobaan untuk membuat keretakan di tubuh Imarah.
“Ini adalah sampah. Tidak ada satu persen pun kebenaran dalam laporan tersebut dimana dikatakan Maulvi Jalaluddin Haqqani berada di Kabul untuk bertemu dengan Karzai. Kenapa ia ingin pergi ke Kabul untuk menemui boneka AS disaat dirinya berada dalam front terdepan dalam pertempuran?” jelas seorang komandan senior Imarah Islam Afghanistan untuk faksi Sirajuddin Haqqani, putra dari Jalaluddin Haqqani.
Ia mengatakan Imarah telah jelas-jelas menolak pembicaraan damai dengan Karzai. “Kami telah membuat statemen yang sangat jelas bahwa kami tidak akan melakukan pembicaraan apapun sampai tentara pendudukan angkat kaki dari Afghanistan,” tekannya.
Komandan Imarah Islam Afghanistan in mengatakan bahwa pemerintah boneka Afghan dan militer Barat di masa lalu telah beberapa kali menawarkan kepada kami untuk berhenti berperang dan bergabung dengan pemerintahan Karzai.
“Jika kami memiliki hasrat untuk kekuasaan, kami akan menjadi bagian dari mereka beberapa tahun lalu. Darah mujahidin yang telah syahid tidak akan tertumpah sia-sia dan satu hari nanti akan menggantikan semuanya. Mujahidin saat ini berbeda dengan beberapa tahun lalu.
Saat ini, masyarakat Afghan berada di samping kami dan kami berperang demi kemerdekaan Afghan,” lanjutnya.
Ia melanjutkan, musuh hanya melancarkan propaganda saat membuat berita mengenai kematian mujahidin di tangan mereka dalam pertempuran. Mereka juga melancarkan propaganda lain dan mereka ingin meretakkan ikatan antara para pemimpin Imarah Islam Afghanistan.
“Kami bagian dari Imarah dan tidak akan pernah melakukan sesuatu tanpa persetujuan amir Imarah,” ujar komandan tersebut menutup statemen. (haninmazaya/arrahmah.com)