AFGHANISTAN (Arrahmah.com) – Baru-baru ini beberapa jenderal tentara penjajah asing membuat pernyataan bahwa mereka membuat strategi untuk memperluas jumlah orang bersenjata bayaran di Afghanistan dan meningkatkan akuntabilitas milisi lokal dibawah berbagai nama yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
Hal ini menegaskan kelemahan dan kegagalan negara yang dihadapi oleh para penjajah karena meningkatkan keamanan di wilayah dengan membuat kelompok milisi sewaan adalah tanda dari kelemahan dan kegagalan. Milisi yang dilucuti oleh para penjajah dibawah inisiatif DDR (Pelucutan senjata, Demobilisasi, dan Reintegrasi), tetapi sekarang ingin “menggunakan” mereka.
Ini berarti, semua manuver dan taktik-taktik lainnya yang digunakan para penjajah di Afghanistan telah sia-sia selam satu dekade ini, dan rencana mereka (para penjajah) tidak hanya gagal tetapi juga mengalami kemerosotan bahwa mereka sekarang mengulangi pengalaman kekalahan dari Uni Soviet.
Dengan membuat kelompok milisi sewaan dan memperluasnya, mereka jelas membangkitkan perselisihan lokal dan sepertinya mereka sudah tidak sanggup menyesuaikan diri mereka di Afghanistan, yang mana ini adalah kesaksian yang jelas atas kelemahan mereka dan kemunduran negara.
Itulah sebabnya mengapa tujuan “balas dendam” mereka di Afghanistan sudah berada di jurang kekalahan. Mereka mencoba untuk mengeksploitasi dan menggunakan berbagai suku dan daerah dari bangsa Afghan untuk melawan satu sama lain.
Salah satu aksi yang terkenal adalah penciptaan “Arbakis” yang juga digunakan sebagai strategi perang oleh antek-antek rezim ketika invasi Uni Soviet, untuk kelangsungan hidup mereka dan untuk memecah belah persatuan rakyat Afghan. Kekejaman-kekejaman yang dilakukan oleh Gilam Jam dan milisi sewaan lainnya jelas diingat oleh setiap rakyat Afghan.
Rusia menciptakan milisi sewaan dibawah nama suku kontingen dan Amerika yang kalah sedang mencoba untuk meciptakan hal yang sama dan memperluasnya dengan banner polisi lokal dan “Arbaki”. Tujuan dibalik semua aksi kolonial itu, baik Rusia maupun Amerika adalah sama yaitu, untuk “menyerang Afghanistan dengan tangan Afghanistan”.
Kelanjutan aksi antek-antek rezim itu yang kemudian dimanfaatkan untuk melakukan kejahatan-kejahatan mereka yang tidak lagi mampu mereka lakukan sendiri atas “nama mereka”. Sama seperti bagaimana milisi sewaan sebelumnya melindungi antek-antek rezim komunis, meskipun kebrutalan dan kebiadaban yang mereka lakukan, namun akhirnya mengalami kegagalan karena kehendak Allah.
Para ulama di negeri Afghanistan, para pemimpin suku yang dihormati dan para tokoh lainnya yang dikenal dengan para pengikutnya dapat “memainkan kunci” untuk menggagalkan rencana jahat para penjajah.
Para tokoh yang berpengaruh diharapkan lebih waspada dari semua rencana jahat musuh atau rencana apapun yang menyenangkan musuh. Jangan biarkan para pemuda yang masih polos dan naif untuk menjadi budak para pejajah hanya untuk beberapa dolar saja, yang akan membawa aib untuk kehidupan maupun kematian mereka!
Imarah Islam Afghanistan mengutuk rencana musuh ini dengan kata-kata yang tajam dan menganggap bahwa rencana mereka adalah sebagai pendorong untuk kehancuran Afghanistan.
Para mujahidin Imarah Islam akan mengambil setiap langkah yang tepat untuk menghentikan rencana ini dan menyerukan kepada semua kelompok internasional untuk mencegah para penjajah menduduki negara-negara kaum muslimin yang meninggalkan perpecahan di dalamnya setelah mereka dikalahkan.
Rencana yang akan menciptakan bahaya bagi kehidupan suatu bangsa, kehormatan, dan kekayaan ditangan-tangan individu pecandu narkotika (para penjajah), harus dihentikan karena dengan membiarkan dan memperkuat rencana jahat mereka, akan merenggut kehidupan dan kedamaian penduduk sipil, dan target pertama yang jadi sasaran untuk dijadikan milisi sewaan adalah para pemuda polos dan orang-orang yang tak berdaya.
Imarah Islam Afghanistan
(siraaj/arrahmah.com)