KABUL (Arrahmah.id) – Imarah Islam Afghanistan mengutuk pembunuhan pemimpin Al Qaeda Syaikh Ayman Az Zawahiri oleh Amerika Serikat dalam serangan pesawat tak berawak “presisi” di pusat Kabul.
Pembunuhan Syaikh Ayman, seorang ahli bedah Mesir yang memiliki hadiah $25 juta di kepalanya, adalah pukulan terbesar bagi kelompok bersenjata sejak pendirinya Syaikh Usamah bin Ladin terbunuh pada 2011.
Dalam sebuah pernyataan pada Selasa (2/8/2022), Imarah Islam Afghanistan (IIA) menyebut serangan itu sebagai pelanggaran yang jelas terhadap prinsip-prinsip internasional dan Perjanjian Doha, pakta 2020 yang ditandatangani oleh IIA dan AS yang memfasilitasi penarikan pasukan internasional dari Afghanistan.
Serangan itu dilakukan di sebuah rumah tinggal di daerah Sherpur, Kabul, sebuah kantong diplomatik tempat banyak pemimpin IIA tinggal saat ini, ujar juru bicara IIA Zabihullah Mujahid dalam sebuah pernyataan, lansir Al Jazeera.
“Tindakan seperti itu merupakan pengulangan dari pengalaman gagal selama 20 tahun terakhir dan bertentangan dengan kepentingan AS, Afghanistan, dan kawasan,” kata Mujahid.
Serangan pesawat tak berawak itu adalah serangan AS pertama yang diketahui di Afghanistan sejak pasukan dan diplomat AS meninggalkan negara itu setelah IIA mengambil alih pemerintah pada Agustus 2021.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, sementara itu, menuduh IIA “menampung dan melindungi” pemimpin Al Qaeda di Kabul dan “sangat” melanggar Perjanjian Doha.
“Dalam menghadapi keengganan atau ketidakmampuan Taliban untuk mematuhi komitmen mereka, kami akan terus mendukung rakyat Afghanistan dengan bantuan kemanusiaan yang kuat dan untuk mengadvokasi perlindungan hak asasi mereka, terutama perempuan dan anak perempuan,” klaim Blinken dalam sebuah pernyataan. (haninmazaya/arrahmah.id)