AFGHANISTAN (Arrahmah.com) – Mujahidin Imarah Islam Afghanistan (IIA) atau Taliban mengumumkan operasi baru musim semi yang diberi nama Al-Faruq dalam sebuah pernyataan pada hari Rabu (2/5/2012).
Operasi tahun ini yang diberi nama Al-Faruq dimulai serentak di seluruh Afghanistan pada hari Kamis (3/5). Pernyataan tersebut diumumkan beberapa jam setelah operasi Kabul terbaru dilancarkan sebagai respon atas kedatangan pemimpin perang salib lanjutan Barack Obama yang menewaskan lebih dari 43 salibis dan boneka-bonekanya.
Operasi skala besar Al-Faruq menargetkan para penjajah asing, para penasehat mereka, para kontraktor mereka dan semua anggota yang terkait dengan kemiliteran mereka, intelijen dan departemen pembantu. Juga para petinggi dari rezim Kabul, anggota parlemen, mereka yang terkait dengan departemen pertahanan, departemen intelijen dan departemen dalam negeri, para anggota dewan ‘perdamaaian’, milisi dibawah nama Arbaki dan semua orang yang bekerja melawan Mujahidin, yang berpartisipasi dalam penjajahan di Afghanistan dan menjadi penyebab kuatnya kedudukan para penjajah di Afghanistan.
Sebelum operasi Al-Faruq dilancarkan, Mujahidin IIA masih menyeru kepada seluruh elemen pemerintahan Afghan untuk berhenti mendukung dan membantu para penjajah. “Imarah Islam, di samping meluncurkan operasi musim semi Al-Faruq, sekali lagi menyerukan kepada semua yang terkait dengan pemerintahan boneka Karzai, yang disebut tentara nasional, polisi nasional dan semua mereka yang berpihak pada penjajah dalam perlawanan terhadap kepentingan Islam untuk berhenti mendukung para penjajah dan untuk meninggalkan barisan mereka,” kata pernyataan IIA.
Jika seruan Mujahidin diabaikan oleh pihak-pihak tersebut, maka konsekuensi mematikan akan mereka dapatkan.
Operasi musim semi Al-Faruq diambil dari gelar salah seorang sahabat Nabi yang gagah berani dan mulia, khalifah Islam kedua Umar bin Khattab radhiallahu ‘anhu. Mujahidin berharap Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberkahi operasi ini dan memberikan kemenangan seperti yang diberikan kepada umat Islam pada masa kekhalifahan Umar radhiallahu ‘anhu. (siraaj/arrahmah.com)