KABUL (Arrahmah.com) – Imarah Islam Afghanistan (IIA) pada Senin (31/8/2015) mempublikasikan biografi pemimpin baru mereka, Mullah Akhtar Muhammad Mansur hafidzahullah yang menggantikan Mullah Muhammad Umar Mujahid rahimahullah. Biografi tersebut dipublikasikan dalam situs resmi berbahasa Inggris milik IIA, Voice of Jihad.
Dalam biografi tersebut digambarkan sosok Mullah Akhtar sebagai seorang prajurit tak kenal lelah, pendengar yang baik, dan pelindung warga sipil yang dipilih oleh rakyat, mujahid dan ulama Afghanistan sesuai hukum Syariah Islam.
Penunjukan Mullah Akhtar sebagai amir baru IIA menggantikan Mullah Umar terjadi pada bulan lalu setelah pemerintah boneka Afghanistan mengungkapkan bahwa Mullah Muhammad Umar Mujahid telah meninggal dunia.
Mullah Akhtar Muhammad Mansur dilahirkan di tahun 1347 Hijriah atau 1968 Masehi di desa Band-i- Taimorr, distrik Maiwand, provinsi Kandahar, Afghanistan. Keluarganya merupakan keluarga yang terkenal di wilayah tersebut karena selalu mengajarkan dan mempelajari agama. Ayahnya sangat cinta akan ilmu pengetahuan karena prioritasnya yang utama untuk membesarkan anak-anaknya dengan pendidikan agama.
Di bawah bimbingan ayahnya, Mullah Akhtar menerima pendidikan agama di Masjid desa dan masuk ke sekolah dasar setempat saat usianya menginjak tujuh tahun. Sejak kecil ia menunjukkan tanda-tanda kebijaksanaan, kecerdasan dan wawasan yang luas, ia mendapatkan perhatian khusus dari ayahnya dan semua gurunya.
Karena kecintaan yang mendalam untuk belajar, ia berhasil menyelesaikan pendidikan awal dalam waktu cukup singkat. Dia meninggalkan rumah dan mengejar pendidikan menengah, masuk ke berbagai madrasah dan ia menyelesaikan studinya dengan meraih reputasi sebagai murid yang cerdas dan jujur.
Dia belum merasakan pendidikan tinggi ketika kontrol politik Afghanistan jatuh ke tangan komunis dan bangsa Afghanistan bangkit, memulai revolusi untuk mengusir penjajah komunis yang menduduki tanah mereka.
Disebutkan bahwa Mullah Akhtar meninggalkan pendidikannya dan terjun ke medan Jihad, mengangkat senjata melawan pendudukan Uni Soviet. Namun karena kecintaannya terhadap ilmu, ia kembali mengenyam pendidikan setelah kembali dari medan Jihad.
Di tahun 1985, ia memilih bergabung dengan kelompok Jihad terkenal di Kandahar yang dikomandoi oleh Qari Azizullah dan melanjutkan Jihad melawan pendudukan Uni Soviet di daerah Pashmul, distrik Panjwai di bawah pengawasan Alhaj Mullah Muhammad Hassan Akhond, yang kemudian dipilih sebagai wakil kepala dewan menteri selama pemerintahan Imarah Islam.
Ia pernah beberapa kali terluka di medan perang dan ditangkap oleh pasukan musuh.
Ketika provinsi Kandahar jatuh ke tangan Taliban, ia diberi tanggung jawab sebagai pemimpin angkatan udara dan sistem pertahanan udara Kandahar.
Setelah penaklukan ibukota Kabul di tahun 1996, ia diangkat sebagai menteri penerbangan dan pariwisata.
Keika ibukota Kabul berada di bawah kendali Imarah Islam, bangunan utama dan bangunan pelayanan penerbangan dalam kota rusak berat akibat pertempuran. Karena kebijakan rekonstruksinya, Mullah Akhtar berhasil memperbaiki semua pesawat yang rusak dan membangun kembal pangkalan udara utama.
Di saat pemerintahan Taliban menghadapi masalah keuangan yang serius karena tekanan internasional dan sanksi-sanksi, Mullah Akhtar berhasil merenovasi Bandara Internasional Kabul dan bangunan terkait meskipun keadaan keuangan tidak memungkinkan. Setelah itu ia memperbaiki bandara di Kandahar, Herat, Nangarhar, Mazar-e-Sharif, dan provinsi Kunduz. Semua jenis penerbangan sipil dan militer dilengkapi dengan peralatan canggih pada masanya.
Menurut sebuah laporan yang diterbitkan pada masa itu, hampir 44 pesawat dan helikopter tempur yang rusak, direnovasi oleh Mullah Akhtar dan kemudian dimanfaatkan oleh pasukan penerbangan. Rincian pesawat yang berhasil diperbaiki adalah sebagai berikut:
Pesawat transportasi:
– Tiga pesawat N-12
– Empat pesawat N-32
– Dua pesawat N-26
Pesawat tempur:
– delapan jet Mig-21
– Tiga jet Su M420
– Lima jet Su 22
Helikopter:
– Enam Mi-8
– Delapan Mi-35
– Lima Al-39.
Pesawat Rusia jenis 41 dan n24 yang digunakan oleh Ariana Internasional juga direnovasi dan digunakan untuk transportasi umum. Dia juga membeli lima pesawat transport buatan Rusia di pasar terbuka.
Dalam biografi tersebut dikatakan bahwa di tahun 2007 ketika mantan wakil amir IIA, Alhaj Mullah Obaidullah Akhund ditangkap, Mullah Muhammad Umar menunjuk Mullah Akhtar sebagai wakilnya bersama dengan Mullah Baradar Akhund dan ia melanjutkan tanggung jawabnya di provinsi Kandahar.
Biografi ini mengungkapkan tanggal kematian amir IIA pertama, Mullah Muhammad Umar Mujahid. Dalam biografi tersebut Mullah Akhtar diangkat sebagai amir IIA pada 23 April 2013 ketika Mullah Muhammad Umar meninggal dunia, beberapa anggota dewan IIA terkemuka, ulama, utusan dan pengikut Mullah Umar yang tinggal bersamanya sampai saat-saat terakhir hidupnya, bersumpah setia kepada Mullah Akhtar dan diangkat sebagai pemimpin baru IIA.
Ketika dewan terkemukan Imarah Islam Afghanistan secara resmi mengumumkan kematian Amirul Mukminin Mullah Muhammad Umar pada 14 Syawal 1436 Hijriah lalu, Mullah Akhtar memberikan semua keputusan kekuasan kepada dewan IIA dan ulama untuk memutuskan tentang nasibnya serta pemimpin baru IIA. Dia meyakinkan mereka bahwa setiap orang yang ditunjuk sebagai pemimpin baru mereka, ia akan mematuhinya sepenuh hati.
Pada kesempatan ini, anggota dewan, ulama dan orang-orang berpengaruh, memutuskan setelah diskusi yang panjang dan mempertimbangkan kepentingan kaum Muslimin dan Jihad, mereka menunjuknya sebagai amir baru IIA.
Mullah Akhtar disebut sebagai seorang yang shalih, tulus dan memiliki kecerdasan politik dan kualitas administrasi dalam melaksanakan berbagai tugas kepemimpinan.
“Mullah Akhtar benar-benar mengikuti jejak pendahulunya, Mullah Muhammad Umar, dalam melaksanakan semua kegiatan Jihad Imarah Islam. Menjaga cita-cita Mujahidin untuk membebaskan tanah Afghanistan dari pendudukan asing dan melaksanakan penerapan Syariah Islam sebagai tujuan utama dan Jihad dan perjuangannya.,” ungkap biografi yang dipublikasikan oleh Voice of Jihad. (haninmazaya/arrahmah.com)