AFGHANISTAN (Arrahmah.com) – UNAMA dipertengahan tahun 2010 mengeluarkan laporan mengenai korban sipil, rilis statistik selama enam bulan pertama di tahun 2010 dikeluarkan di Kabul pada Senin (10/8/2010).
Memperhatikan statistik yang dikeluarkan oleh UNAMA, tampak jelas bahwa laporan tersebut didasarkan pada kebijakan politik, pernyataan yang berlebihan dan propaganda, bukan berdasarkan fakta yang sebenarnya.
Inti dari laporan adalah sama dengan keputusan Pentagon, mengatakan “Sebuah propaganda, korban sipil akibat Taliban harus diadakan dan ditingkatkan dalam rangka menciptakan dan memperparah perpecahan ditengah massa Afghanistan dan akan berakhir dengan bentrokan antara sipil dan Taliban”.
Yang terlihat cacat dalam laporan tersebut adalah bahwa ia menolak semua survei yang dilakukan sebelumnya, statistik dan analisis, yang diterbitkan oleh beberapa organisasi kemanusiaan yang berbeda di dunia yang lebih jujur dan realistis.
Laporan UNAMA mengatakan bahwa Taliban bertanggungjawab atas 76 persen kematian sipil dan 12 persen akibat pasukan pro-pemerintah dan menambahkan bahwa NATO hanya menyebabkan kematian sipil sejumlah 69 orang dalam enam bulan pertama di tahun 2010.
Di sisi lain, suvey, analisis dan statistik yang dikeluarkan organisasi lain yang hanya menyoroti masalah korban kematian akibat serangan udara AS di beberapa tempat seperti Arghandab, Zhari, Shiraz, Sorkh Rowd dan Sangin lebih dari 300 korban dalam enam bulan pertama di tahun 2010.
Setiap pengamat akan dengan mudah menentukan kebenaran laporan seperti ini dan menilai bagaimana keotentikan laporan semacam itu.
Imarah Islam Afghanistan menyatakan tidak mempercayai dan menolak laporan UNAMA dan lebih melihat bahwa PBB yang menggembar-gemborkan slogan netral tak lebih hanya sebagai organisasi yang memainkan peran penting dalam propaganda imperialisme AS dan terus-menerus menutup-nutupi kriminalitas Pentagon dan hal ini serupa dengan penghianatan PBB terhadap tumpahnya darah dan pembantaian bangsa Afghanistan.
Mengapa PBB bisa begitu sulit menemukan realitas di lapangan? Massa yang mengetahui fakta mengenai korban sipil jauh lebih banyak daripada mereka yang tidak tahu.
Jika Georgette Gagnon, Direktuh Hak Asasi Manusia untuk UNAMA dan Staffan de Mistura, perwakilan khusus Sekjen PBB benar-benar berniat melaksanakan tugas mereka dengan baik sebagai delegasi PBB di Afghanistan, mereka harus mengakui fakta dan lebih bertanggungjawab
secara nurani untuk menekan AS. (haninmazaya/arrahmah.com)