Nusakambangan (arrahmah.com) – Menjelang eksekusi pada para terpidana mati kasus Bom Bali I, Imam Samudra menyampaikan peringatan keras pada pemerintah dalam sebuah surat yang diterima Suara Islam. Dalam pesan tersebut, Imam Samudra menulis, “Tidak ada setetes darah muslim yang gratis.”
Imam Samudra juga mengingatkan pada pemerintah agar tak selalu mengikuti instruksi dari Amerika Serikat dalam setiap kebijakannya. Karena, Amerika sendiri sebenarnya sudah kalah dalam peperangannya melawan mujahidin di beberapa negeri muslim.
Ia melanjutkan, Semua kalangan juga sudah mengetahui bahwa Amerika dan sistem kapitalisnya sedang berada di ambang kehancurannya.
Pada Menhukam Andi Mattalata, Jaksa Agung Hendarman Supanji dan Jaksa Agung Muda Pidana Umum (Jampidum) Abdul Hakim Ritonga, serta para hakim yang menangani kasus Bom Bali, ia mengatakan seharusnya mereka berpikir bahwa Amerika yang menjadi panutan mereka saja bisa hancur apalagi mereka yang hanya menjadi ‘kroco-kroconya’.
“Emangnya kalian pikir, kalau kami bertiga dieksekusi kalian bisa lenggang kangkung? Ya engga, lah. Orang mau masuk PNS aja mesti bayar apalagi nyogok, apalagi kalian mau ‘ngilangin’ nyawa mujahidin, ” ancamnya.
Di akhir suratnya, Imam Samudra berpesan, “Kallian bisa saja menentukan eksekusi kami, sesuai orderan dari bos-bos kalian, tetapi jawabannya adalah apa yang kau lihat, bukan apa yang kau dengar!”(Prince Muhammad/SI)