AL-QUDS (Arrahmah.com) – Mufti Palestina dan imam Masjid al-Aqsa di Al-Quds mengatakan bahwa tragedi serangan dan insiden kekerasan dalam beberapa bulan terakhir merupakan kondisi yang “menyakitkan”, sebagaimana dilansir oleh World Bulletin, Selasa (9/12/2014).
Muhammad Ahmad Hussein mengatakan pada Senin (8/12) setelah diterima oleh Ketua Komunitas Islam di Bosnia and Herzegovina, Husein Kavazovic, bahwa Al-Quds sedang ditargetkan oleh penyerang.
Hussein mengatakan: “Sesungguhnya, situasinya sangat menyakitkan, tidak hanya di kompleks masjid Al-Aqsha, tapi di seluruh kota.”
“Penyerang menargetkan segala sesuatu yang berharga di kota suci itu, seperti Masjid al-Aqsa.”
Hussein mengatakan bahwa dukungan “Israel” kepada ekstrimis Yahudi untuk menyerang Al-Quds telah membuat situasi di Al-Quds semakin memburuk.
“Yang menjadi perhatian kita adalah bahwa serangan yang terus menerus terhadap masjid Al-Aqsha didukung oleh pemerintah “Israel”, kata Hussein.
“Ekstrimis Yahudi menyerukan untuk menghancurkan Masjid Al-Aqsa dan membangun apa yang disebut ”Kuil Solomon” dengan tujuan melakukan proyek rasisme di Palestina.”
Hussein menyerukan kepada semua ummat Islam di seluruh dunia untuk mendesak “Israel” untuk membiarkan warga Palestina memutuskan bagaimana mereka ingin hidup, sesuai dengan hukum internasional.
Masjid Al-Aqsa telah menjadi target dari berbagai serangan dan insiden selama beberapa bulan terakhir.
Ketegangan mulai semakin meningkat setelah pemerintah “Israel” menutup kompleks masjid Al-Aqsha pada akhir Oktober setelah penembakan seorang rabi ekstremis.
Sebanyak 2.708 warga “Israel”, sebagian besar pemukim Yahudi, menyerbu kompleks Al-Aqsa pada bulan Oktober dan November, menurut Yayasan Al-Aqsa untuk Wakaf dan Warisan.
Penutupan Masjid Al-Aqsha seiring dengan pembunuhan seorang pemuda Palestina oleh polisi “Israel” atas tuduhan menembak rabi. Pembunuhan tersebut memicu kemarahan warga Palestina di Al-Quds.
(ameera/arrahmah.com)