WASHINGTON (Arrahmah.com) – Para pejabat Gedung Putih mengadakan pembicaraan dengan wakil-wakil dari Ikhwanul Muslimin di Washington pekan ini, saat kelompok yang mengklaim dirinya itu sebagai kelompok Islam menceburkan diri ke dalam kekisruhan pemilihan presiden Mesir.
Pertemuan yang terjadi pada hari Selasa dengan tingkat rendah staf Dewan Keamanan Nasional AS adalah bagian dari serangkaian upaya Washington untuk memperluas keterlibatan dengan partai politik yang baru muncul setelah revolusi Mesir tahun lalu, kata seorang pejabat AS.
Gedung Putih mengatakan bahwa Senator Republik, Lindsey Graham dan John McCain, dan anggota parlemen AS dan sejumlah pejabat juga bertemu dengan perwakilan Ikhwanun Muslimin di Mesir dan di tempat lain dalam beberapa bulan terakhir.
“Kami percaya bahwa memiliki keterlibatan dengan semua pihak yang berkomitmen untuk prinsip-prinsip demokrasi, terutama non-kekerasan, adalah kepentingan tersendiri bagi AS,” kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional, Tommy Vietor.
“Dalam semua percakapan kami dengan kelompok-kelompok ini, kami menekankan pentingnya menghormati hak-hak minoritas, termasuk hak-hak perempuan, dan keprihatinan kami atas keamanan regional.”
Lengan politik Ikhwanul Muslimin, Partai Kebebasan dan Keadilan, mengatakan pada hari Sabtu pekan lalu bahwa pihaknya akan mencalonkan Khairat al-Shater, seorang profesor teknik dan pebisnis ulung, dalam kontes pertama pemilihan presiden Mesir sejak pemberontakan rakyat yang menggulingkan Hosni Mubarak tahun lalu.
IM, yang mengontrol parlemen, telah berulang kali mengatakan mereka tidak akan mengajukan diri menjadi anggota selama pemilu untuk mengurangi kekhawatiran sejumlah bahwa mereka berusaha untuk memonopoli kekuasaan. (althaf/arrahmah.com)