XINJIANG (Arrahmah.com) – Seorang komandan militer baru telah dipindahkan ke Xinjiang pada pekan ini. Beberapa narasumber yang berada di pengasingan menilai komandan tersebut akan mendukung langkah-langkah yang diambil oleh ketua Partai Komunis Cina (PKC) di Xinjiang, yang telah mengurung lebih dari 1,8 juta Muslim Uighur di penjara.
Komandan Wang Haijiang (58) dari Tentara Pembebasan Rakyat Daerah Militer Xinjiang akan membawahi sekitar 70.000 tentara di wilayah barat laut dataran tinggi yang berbatasan dengan Afghanistan, Pakistan, dan tiga negara Asia Tengah.
Analis mengatakan ketidakstabilan di Afghanistan dan tetangga lainnya digunakan oleh Beijing sebagai masalah keamanan lintas batas yang mendorong penindasan di XUAR.
Kabar kepindahan Wang ke Urumqi secara resmi diumumkan pada Rabu (4/8/2021) di akun media sosial WeChat Distrik Militer Xinjiang, tetapi sebuah laporan bulan April di Beijing Youth Daily mengatakan dia telah dipindahkan ke XUAR awal tahun ini.
Letnan Jenderal Wang Haijiang dan ketua PKC di Xinjiang Chen Quanquo, dikabarkan pernah bertugas bersama di Tibet. Mereka bekerja sama untuk menekan dukungan kepada Dalai Lama, pemimpin agama Budha di Tibet yang dituduh oleh Beijing sebagai sparatis, dan mengkriminalisasi berbagai kegiatan agama dan budaya yang ada di Tibet.
Saat Chen diangkat sebagai ketua PKC di Xinjiang, maka ia menggunakan tindakan keras dan sistematis terhadap Muslim Uighur, Kazakh, dan minoritas Muslim lainnya, dengan berbagai tindakan pengawasan yang mengganggu, pelarangan praktik budaya dan agama, serta kamp-kamp interniran yang diperkirakan telah menahan lebih dari 1 juta Muslim Xinjiang.
“Sebuah sistem keamanan yang ketat dan asimilasi paksa yang pertama kali dikembangkan oleh pejabat Partai Komunis Cina Chen Quanguo di Tibet sekarang digunakan di Xinjiang, di mana Chen dan pasukannya telah mengurung setidaknya 1 juta etnis Ughur dan Kazakh di kamp-kamp penjara karena etnis, budaya dan agama mereka,” kata Kampanye Internasional untuk Tibet dalam analisis tentang catatan Chen di Tibet 2018.
“Seperti yang kita ketahui bahwa mantan pejabat Partai Komunis Tiongkok Chen Quanguo, yang pertama kali mengembangkan sistem keamanan ketat di Tibet, sekarang ditunjuk di Xinjiang, di mana Chen menerapkan kebijakan rutin dan keras yang sama yang dijalankan di Tibet,” kata Jamphel Monlam, mantan tahanan politik Tibet yang sekarang tinggal di Amerika Serikat.
Karena Tibet dan Xinjiang adalah dua wilayah yang paling sensitif secara politik di Cina, penunjukan komandan militer biasanya diawasi langsung oleh pemerintah pusat, yang memilih tentara yang otoriter garis keras, kata Monlam kepada RFA.
Ilshat Hassan, direktur urusan Cina di Kongres Uighur Dunia yang berbasis di Jerman, mengatakan Chen dan Wang saling mengenal dan mendukung misi satu sama lain.
“Kedatangan Wang hanya berarti dia akan berperan penting dalam mendukung kebijakan genosida Chen Quanguo terhadap orang-orang Uighur di Turkestan Timur,” kata Ilshat Hassan.
“Kedatangannya tidak akan membawa hal baru kecuali bencana lebih lanjut,” pungkasnya. (rafa/arrahmah.com)