NEW DELHI (Arrahmah.id) – Amnesty Internasional (AI) telah mendesak pemerintah India untuk menghentikan penghancuran rumah-rumah umat Muslim di sebuah kota, menyusul sejumlah bentrokan komunal antara umat Hindu dan Muslim selama akhir pekan.
Kelompok hak asasi manusia (HAM) internasional itu mengatakan bahwa penghancuran rumah di Khargone, Madhya Pradesh akan menjadi tindakan “hukuman” dan akan diikuti dengan kekerasan di antara dua kelompok agama terbesar di India, di mana kelompok sayap kanan nasionalis Hindu India ditunjuk oleh banyak orang sebagai kelompok yang mesti disalahkan.
Penghancuran yang direncanakan oleh pemerintah India mengikuti pola serupa oleh sekutu baru New Delhi, Israel , yang secara teratur menghancurkan rumah keluarga tersangka teror Palestina .
“Tindakan melanggar hukum pihak berwenang menghancurkan properti pribadi orang-orang yang dicurigai melakukan kerusuhan, yang diduga tanpa pemberitahuan atau persyaratan proses lainnya merupakan pukulan besar bagi aturan hukum,” kata kepala Amnesty International India, Aakar Patel.
“Mayoritas properti yang dihancurkan dimiliki oleh muslim. Penghancuran rumah keluarga tersangka seperti itu juga bisa menjadi hukuman kolektif, yang melanggar Hukum Hak Asasi Manusia Internasional,” imbuhnya seperti dikutip dari Al Araby (15/4/2022).
Unjuk rasa nasionalis Hindu di Khargone pada hari Ahad berubah menjadi kekerasan ketika umat Hindu dan muslim bentrok serta saling melempar batu, melukai sedikitnya 24 orang.
Warga Hindu radikal kemudian menyerang kelompok muslim dan membakar sebuah masjid sementara polisi dilaporkan berjaga-jaga.
Sebagai respons, pemerintah negara bagian itu kemudian menghancurkan lusinan rumah umat Muslim di kota tersebut.
Menurut Indian Express, 16 rumah dan 29 toko di lima wilayah diratakan pada Senin ini.
“Kami akan mengubah rumah-rumah dari tempat batu dilempar menjadi tumpukan puing,” kata Menteri Dalam Negeri negara bagian Shivraj Singh Chauhan, yang berasal dari partai sayap kanan Bharatiya Janata Party (BJP) pada saat itu.
Patel mengatakan: “Pihak berwenang harus segera melakukan penyelidikan menyeluruh, tidak memihak, dan transparan terhadap pembongkaran dan memastikan bahwa mereka yang bertanggung jawab untuk memprovokasi kekerasan dan vandalisme dibawa ke pengadilan melalui pengadilan yang adil.”
“Korban harus diberikan pemulihan yang efektif. Adalah tugas negara untuk melindungi semua orang di dalam yurisdiksinya, termasuk komunitas minoritas,” serunya.
Serangan terhadap umat Islam terjadi di tengah unjuk rasa sayap kanan ‘merayakan’ festival Hindu Ram Navami – yang memperingati kelahiran Dewa Rama, salah satu dewa utama Hindu.
Massa memprovokasi umat Islam dengan meneriakkan slogan-slogan Islamofobia atau kekerasan dan dalam beberapa insiden aksi unjuk rasa sengaja dihentikan di luar masjid.
Serangan terhadap umat Islam baru-baru ini meningkat di India karena lusinan insiden Islamofobia atau komunal dilaporkan setiap bulan. (hanoum/arrahmah.id)