MESIR (Arrahmah.com) – Ikhwanul Muslimin mengatakan bahwa rezim Presiden Abdel Fattah As-Sisi bertanggung jawab atas pembunuhan terhadap jaksa penuntut umum negara itu, Hisham Barakat pada Senin (29/6/2015).
Gerakan ini mengatakan bahwa rezim telah membentuk sebuah dasar ketakutan dan membalik Mesir dari pengalaman demokrasi yang menjanjikan ke skenario yang penuh dengan pembunuhan massal dan kekerasan, lansir MEMO.
Juru bicara Muhammad Muntasir menekankan bahwa kelompok mereka menolak bentuk pembunuhan apapun. “Situasi Mesir saat ini telah melebihi kapasitas semua orang,” katanya. “Tidak ada cara untuk menghentikan pertumpahan darah kecuali dengan mematahkan kudeta militer dan menghidupkan kembali revolusi.”
Pernyataan Muntasir menyebutkan bahwa jaksa penuntut umum membina kekerasan dengan memfasilitasi pembunuhan, penangkapan, kematian perlahan di penjara, penyiksaan, penangkapan sewenang-wenang, penahanan jangka panjang, penculikan dan pelenyapan paksa.
“Semua kejahatan ini mengakibatkan puluhan ribu tertindas,” jelasnya. “Pembunuhan Barakat dalam insiden bom mobil adalah bukti bahwa badan keamanan rezim hanya bisa menghadapi demonstran damai di jalan-jalan dan melakukan penyeretan, penghinaan dan penyiksaan terhadap para pekerja miskin dan PKL di daerah kumuh.”
Pernyataan itu menambahkan bahwa hanya keadilan dan penghapusan rezim saat ini yang akan mengakhiri kekerasan dan membuat Mesir bebas.
(banan/arrahmah.com)