MESIR (Arrahmah.com) – Pemimpin senior Ikhwanul Muslimin Ibrahim Munir membantah adanya pembicaraan yang dilakukan antara kelompoknya dan para pemimpin kudeta militer, lansir MEMO pada Rabu (9/4/2014).
Ibrahim mengatakan bahwa berita tentang pembicaraan antara Ikhwanul Muslimin dan para pemimpin kudeta tidak lebih dari sebuah rumor yang bertujuan merusak kredibilitas masyarakat dalam gerakan Islam yang sah.
Berbicara kepada Al-Jazeera, Ibrahim mengatakan bahwa kelompoknya “tidak memiliki hak untuk menyerahkan legitimasi.” Dia mengatakan legitimasi Presiden diakui oleh rakyat dan hanya mereka sendiri yang dapat membatalkan legitimasi ini.
Dia mengatakan bahwa menyebarkan rumor tentang pembicaraan itu [bisa] menghentikan rakyat mengambil bagian dalam kegiatan anti-kudeta. (banan/arrahmah.com)