JAKARTA (Arrahmah.com) – Ikatan Alumni Universitas Al-Azhar Mesir di Indonesia mengutuk penistaan agama berikut simbol-simbol Islam melalui film “Innocence of Muslims” dan karikatur Nabi Muhammad dalam majalah “Charlie Hebdo” di Prancis.
“Ikatan Alumni Al-Azhar Mesir mendukung penuh sikap imam besar dan pemimpin tertinggi Al-Azhar, Syeikh Ahmad Thayyeb, yang mengutuk keras pembuatan film tersebut dan menggolongkannya sebagai tindakan kriminal,” ujar Wakil Ketua Ikatan Alumni Al-Azhar Mesir, Zainul Majdi, di Jakarta, Rabu (26/9) seperti dikutip dari Antara.
Zainul Majdi yang juga Gubernur Nusa Tenggara Barat itu mengatakan bahwa segenap alumni Al Azhar di Indonesia memprotes keras upaya penodaan dan pelecehan simbol-simbol agama Islam.
Namun, tambah Zainul Majdi menambahkan, di dalam menyampaikan protes umat Islam perlu menunjukkan sikap bijak dan bisa menahan diri dengan tidak melakukan aksi-aksi kekerasan terhadap orang-orang atau institusi yang tidak berkaitan langsung dengan film tersebut.
“Respon yang berlebihan dan tidak proporsional serta cenderung destruktif justru akan kontraproduktif bagi Islam dan umatnya. Islam adalah agama yang cinta damai dan tidak mengajarkan kekerasan,” ujarnya.
Untuk menyikapi kebebasan berekspresi yang menjadi dasar utama para pembuat film atau kartun Nabi Muhammad, Zainul Majdi mengatakan, masyarakat dunia hendaknya menjalankan kebebasan berekspresi itu secara bertanggung jawab dan senantiasa menjaga perasaan atau tidak melukai hati warga dunia lainnya.
“Tindakan menistakan dan melecehkan agama dan simbol-simbol keagamaan dalam bentuk apa pun, apalagi terhadap sosok Nabi Muhammad yang sangat dihormati umat Islam, bukanlah bagian dari kebebasan berekspresi,” ujarnya.
Lebih lanjut Zainul Majdi menuturkan bahwa apabila pembuatan film tersebut dan juga bentuk pelecehan lainnya terhadap sosok Nabi Muhammad didasari atas ketidaktahuan terhadap ajaran Islam, maka menjadi kewajiban umat Islam untuk lebih meningkatkan dakwah secara lebih meluas.
Tetapi bila semua itu dilakukan dengan semangat anti-Islam, maka sudah seharusnya ada kesepakatan internasional yang melarang penodaan terhadap agama apa pun, apalagi terhadap Islam yang dianut oleh sekitar 1,5 miliar warga dunia, sebab itu akan mengancam perdamaian dunia.
Zainul Majdi juga mengatakan bahwa penodaan terhadap agama Islam dan Nabi Muhammad sering terjadi di masa lalu dan kemungkinan masih akan terus terjadi.
Karena itu umat muslim, negara-negara dan berbagai organisasi Islam diimbau agar menempuh langkah-langkah sistematis di tingkat internasional untuk mengupayakan pelarangan menista agama dan kepercayaan dalam segala bentuknya. (bilal/arrahmah.com)