DHAKA (Arrahmah.com) – Ribuan Muslim membanjiri fase kedua Biswa Ijtema yang diakhiri dengan Akheri Munajat di tepi sungai Turag, Tongi, Dhaka, hari ini (19/2/2019).
Maulana Mohammad Shamim memimpin Akheri Munajat (doa terakhir) dari jam 11.47 hingga sekitar jam 12.05 siang, lapor media setempat.
Ijtema tahun ini diperpanjang karena perselisihan seputar kepemimpinan Jamaat Tabligh, kelompok penyelenggara. Jumlah besar peserta Ijtema menjadikan pertemuan ini sebagai pertemuan umat Islam terbesar kedua setelah haji.
Akheri Mujanat pada hari Selasa menyimpulkan fase kedua Ijtema, yang diberikan kepada para pengikut Moulana Mohammed Saad Kandhalvi di Delhi, cucu pendiri Tabligh.
Pengikut Saad mulai berkumpul di tanah Ijtema di tepi sungai Turag pada Minggu pagi (17/2). Fase pertama Ijtema diberikan kepada pengikut Deoband Jamaat Tabligh yang dipimpin oleh Imam Muhammed Zubayer dari Masjid Kakrail. Mereka mengadakan munajat selama dua hari, diakhiri dengan Akheri Munajat pada Sabtu (16/2).
Fase kedua Ijtema dijadwalkan berakhir pada Senin (18/2) tetapi ditunda karena cuaca buruk dan keluhan dari pengikut Saad bahwa pengikut Deoband meninggalkan lokasi dalam kondisi yang sangat koto.
Orang-orang mulai mengalir ke Tongi dengan berjalan kaki sejak Selasa pagi (19/2). Ketika Akheri Munajat dimulai, para peserta terlihat duduk berdesakan hingga ke gang-gang terdekat, atap-atap bangunan rumah, dan pabrik-pabrik, di Jalan Tol Dhaka-Mymnsingh, Jalan Tol Tongi-Ghorashal, dan Jalan Kamarpara. Munajat dimulai pukul 11.45 pagi dan berakhir pukul 12.02 malam.
Hafez Iqbal Nayar mulai menyampaikan khotbah dalam bahasa Urdu setelah sholat subuh yang diterjemahkan oleh Moulana Mufti Osama Bin Wasif dari Bangladesh.
Moulana Shamim dari Delhi menyampaikan Hedayeti Boyan dalam bahasa Urdu sekitar pukul 10.00 pagi yang diterjemahkan ke bahasa Bengali oleh Moulana Ashraf Ali.
Moulana Saad, pemimpin puncak Bishaw Amir Nezamuddin Markaz di Jamaat Tabligh, tidak berpartisipasi dalam Ijtema tahun ini karena konflik. Delegasi 32 anggota dari Delhi yang dipimpin oleh Moulana Shamim bergabung dengan Ijtema atas namanya.
Ijtema tahun ini pada awalnya dijadwalkan pada 11-13 Januari dan 18-20 dalam dua fase. Tetapi acara itu ditunda karena pemilihan nasional 30 Desember.
Jamaat Tabligh telah mengorganisasi jemaah dari berbagai latar belakang dan asal, bahkan jemaah asing, di tempat tersebut sejak 1967.
Setidaknya seribu peserta dari 36 negara termasuk India, Pakistan, Arab Saudi, Qatar, Malaysia, Filipina, Indonesia, Australia, AS, dan Cina berpartisipasi dalam Ijtema tahun ini, kata Moulana Md Ashraf Ali, anggota senior faksi Saad. (Althaf/arrahmah.com)