LONDON (Arrahmah.com) – Sebuah laporan baru yang mengejutkan, yang dirilis pada Selasa (6/10/2020), mengungkapkan bahwa Gereja di Inggris gagal untuk melindungi anak-anak dari predator seksual, dan malah sering memilih untuk melindungi reputasi pendeta.
Profesor Alexis Jay yang merupakan ketua dari The Independent Enquiry into Child Sexual Abuse’s (IICSA) melaporkan ke Gereja Anglikan.
Dia berkata, “Selama beberapa dekade, Gereja di Inggris gagal melindungi anak-anak dan remaja dari pelecehan seksual, sebaliknya mereka memfasilitasi budaya di mana para pelaku dapat bersembunyi dan para korban menghadapi hambatan pengungkapan yang tidak dapat diatasi oleh banyak orang.”
“Di masa lalu, sistem perlindungan anak kekurangan sumber daya. Aparat keamanan kadang-kadang diabaikan, begitu juga nasihat mereka sering diabaikan, demi melindungi reputasi pendeta dan Gereja,” kata laporan itu, sebagaimana dilansir Anadolu Agency.
Penyelidikan diberitahu bahwa antara tahun 1940-an dan 2018, 390 orang yang merupakan bagian dari klerus atau dalam posisi kepercayaan yang terkait dengan gereja, telah dihukum karena pelanggaran seksual terhadap anak-anak.
Laporan tersebut menemukan bahwa tersangka “diberi lebih banyak dukungan daripada korban.”
Para pemimpin senior gereja meminta maaf selama penyelidikan, dan mengatakan kegagalan itu “sangat mengejutkan”.
Gereja mengumumkan bulan lalu bahwa mereka telah menyiapkan pos kompensasi sekitar 200 juta Poundsterling atau setara dengan 259 juta Dollar untuk para penyintas pelecehan bersejarah oleh anggota klerus. (rafa/arrahmah.com)