KABUL (Arrahmah.id) – Para pejabat Imarah Islam Afghanistan (IIA) merayakan ulang tahun kemerdekaan Afghanistan yang ke-104.
Beberapa anggota pemerintahan saat ini menghadiri acara yang menandai kemerdekaan Afghanistan yang diadakan di Kementerian Pertahanan Imarah Islam Afghanistan, lansir Tolo News (20/8/2023).
Para peserta di acara tersebut menekankan persatuan negara, mempertahankan kemerdekaan, dan interaksi dengan dunia.
“Dunia sekarang mencoba untuk berinteraksi dengan Imarah Islam, karena dunia telah sampai pada pemahaman bahwa tanpa interaksi dengan Imarah Islam, tidak ada solusi untuk mereka,” kata Mawlawi Abdul Kabir, wakil PM politik.
“Negara-negara tetangga atau beberapa negara lain tidak dapat menolerir penaklukan Afghanistan dalam dua tahun terakhir,” kata Mullah Abdul Ghani Baradar, wakil PM untuk urusan ekonomi.
Berbicara pada acara tersebut, menteri pertahanan dan menteri dalam negeri menggambarkan hari itu sebagai hari yang penting dalam sejarah Afghanistan.
“Kami berusaha untuk melindungi Afghanistan dari tantangan-tantangan lainnya. Kami meyakinkan bangsa ini bahwa, In sya Allah, dengan segenap kekuatan kami, kami akan berusaha mencegah Afghanistan kembali ke kegelapan perang dan kesengsaraan,” kata Mawlawi Mohammad Yaqoob Mujahid, Menteri Pertahanan.
“Tiga kerajaan yang telah dikalahkan oleh Allah pada abad terakhir dan dengan berkah dari bangsa ini serta peran para ulama telah diberikan kepada kita oleh Allah,” kata Sirajuddin Haqqani, Menteri Dalam Negeri.
Pejabat-pejabat lain Imarah Islam menekankan perlunya mempertahankan kemerdekaan negara.
“Tidak hanya kita, tetapi generasi baru muncul, yang harus dididik karena kita tidak akan ada untuk melihatnya, dan mereka harus berpikir bahwa kemerdekaan ini harus dipertahankan. Generasi berikutnya diharapkan dapat melindungi kemerdekaan dan kebebasan mereka melalui pendidikan, pendidikan tinggi, pendidikan agama, dan sekolah-sekolah kontemporer,” kata Shahabuddin Delawar, penjabat menteri pertambangan dan perminyakan.
Hamid Karzai, mantan presiden Afghanistan, dalam pesan ucapan selamatnya di Hari Kemerdekaan Afghanistan sekali lagi meminta pemerintah saat ini untuk membuka kembali sekolah-sekolah dan universitas untuk anak perempuan.
Karzai mengungkapkan harapannya agar “semua rakyat negara ini tidak ragu-ragu untuk melakukan upaya apa pun dalam pendidikan anak-anak mereka, baik laki-laki maupun perempuan.”
Sementara itu, warga juga telah berbagi berbagai komentar tentang hari kemerdekaan negara ini di media sosial.
Raja Amanullah Khan, yang memimpin Afghanistan menuju kemerdekaan dari Inggris pada 1919, adalah putra ketiga dari ayahnya, Amir Habibullah Khan, yang juga merupakan Emir Afghanistan.
Ia lahir pada 1 Juni 1892, di distrik Paghman, Kabul. Dia adalah kepala berdaulat Kerajaan Afghanistan dari tahun 1919 hingga 1929.
Dia adalah penguasa Afghanistan pertama yang memberikan kebebasan kepada wanita, mengizinkan mereka untuk bersekolah dan berusaha memodernisasi Afghanistan sebelum pemberontakan rakyat membuatnya melarikan diri ke India yang dikuasai Inggris pada 1929.
Raja Amanullah Khan, yang berkuasa selama lebih dari satu dekade, akhirnya meninggal dunia pada 5 April 1960, karena penyakit hati, di sebuah rumah sakit di Zurich, Swiss. Jenazahnya dipindahkan ke kota Jalalabad di Afghanistan, di mana ia dimakamkan di dekat makam ayahnya, Amir Habibullah Khan. (haninmazaya/arrahmah.id)