KABUL (Arrahmah.id) — Taliban atau Imarah Islam Afghanistan (IIA) pada hari Rabu (14/8/2024) merayakan tiga tahun penarikan pasukan Amerika Serikat (AS) yang kacau dari Afghanistan.
Dilansir Al Jazeera (14/8), aparat militer IIA berparade di bekas pangkalan udara AS dengan memamerkan senjata dan kendaraan AS yang telah ditinggalkan.
Lapangan Udara Bagram pernah menjadi pusat perang AS untuk menggulingkan Taliban dan memburu militan al-Qaeda yang bertanggung jawab atas serangan 11 September 2001 atau 9/11.
Tentara berseragam berbaris dengan senapan mesin ringan dan berat, dan formasi sepeda motor membawa bendera liwa tauhid. Truk pikap yang penuh sesak dengan pria dari segala usia melaju di jalan-jalan Kabul untuk merayakan pengambilalihan negara tersebut.
IIA memuji pencapaian itu seperti memperkuat hukum Islam dan membangun sistem militer yang dianggap memberikan “perdamaian dan keamanan”.
“Ini adalah Taliban yang memamerkan kemenangan mereka atas kita di depan wajah kita,” kesal veteran Angkatan Darat AS Bill Roggio kepada Fox News Digital (15/8).
Roggio, seorang peneliti senior di Foundation for Defense of Democracies dan editor Long War Journal, menyebut parade tersebut sebagai bukti kegagalan AS di Afghanistan.
“Upaya pemerintahan [Presiden Joe] Biden untuk segera keluar dari Afghanistan telah menyebabkan Taliban memiliki persenjataan yang dipasok Amerika,” kata Roggio.
Keputusan Biden untuk menarik pasukan dari Afghanistan menghadapi reaksi keras global yang meluas setelah Taliban merebut kembali negara itu dalam hitungan hari, pada 15 Agustus 2021, 20 tahun setelah mereka digulingkan oleh pasukan pimpinan AS.
Saat ini, hanya Cina yang mengakui IIA sebagai pemerintah Afghanistan yang sah.
“Emirat Islam menghilangkan perbedaan internal dan memperluas cakupan persatuan dan kerja sama di negara ini,” kata Wakil Perdana Menteri Maulvi Abdul Kabir pada hari Rabu
“Tidak seorang pun akan diizinkan untuk mencampuri urusan dalam negeri, dan tanah Afghanistan tidak akan digunakan untuk melawan negara mana pun.”
Namun Roggio menepis pernyataan terakhir itu sebagai hal yang tidak masuk akal, dengan mencatat bahwa IIA secara konsisten berbohong tentang tidak mengizinkan tanahnya digunakan untuk kegiatan teroris terhadap negara lain.
“Mereka berbohong tentang hal itu sebelum 9/11. Mereka berbohong tentang hal itu saat AS berada di Afghanistan. Mereka melindungi al-Qaeda dan kelompok lain yang mereka dukung hingga hari ini,” kata Roggio.
“Yang saya yakini dari mereka adalah keinginan mereka untuk mempertahankan kendali di Afghanistan, untuk menegakkan keinginan mereka, untuk memberlakukan Syariah pada rakyatnya,” katanya.
“Anda tidak dapat meragukan mereka dalam hal itu.” Roggio mengatakan parade IIA pada hari Rabu terutama untuk pencitraan tetapi tetap menunjukkan kemampuan kelompok tersebut.
“Saya tidak berpikir IIA merupakan ancaman untuk memproyeksikan kekuatan di luar perbatasannya. Namun, peralatan itu tentu berguna untuk memproyeksikan kekuatan di Afghanistan agar tetap berkuasa,” katanya ketus. (hanoum/arrahmah.id)