KABUL (Arrahmah.id) — Hamidullah Fitrat, wakil juru bicara Taliban atau Imarah Islam Afghanistan (IIA), mengkritik laporan terbaru Misi Bantuan Perserikatan Bangsa-Bangsa di Afghanistan (UNAMA), dan menyebutnya “bias”.
Dilansir Afintl (1/8/2024), IIA juga menuduh organisasi itu “tidak menghormati Syariah Islam”.
Fitrat menolak temuan laporan UNAMA, dengan menegaskan bahwa Afghanistan diatur oleh hukum Islam dan bahwa melindungi hak-hak warga negara adalah “kewajiban agama”.
Dia menyuarakan keberatannya di platform media sosial X, dengan menyatakan, “Laporan UNAMA baru-baru ini menunjukkan bahwa penegakan Syariah Islam merupakan pelanggaran hak asasi manusia. Pernyataan seperti itu jelas-jelas tidak menghormati prinsip-prinsip Syariah Islam.”
Perwakilan IIA lebih lanjut berpendapat bahwa laporan itu tidak menghormati sentimen umat Islam dan mendesak UNAMA untuk menunjukkan rasa hormat terhadap keyakinan komunitas Islam.
Laporan triwulanan UNAMA baru-baru ini menyoroti masalah hak asasi manusia yang sedang berlangsung di Afghanistan, termasuk penahanan dan penyiksaan yang terus dilakukan IIA terhadap mantan pejabat pemerintah dan personel militer. Laporan tersebut mendokumentasikan bahwa setidaknya 60 orang telah ditahan secara sewenang-wenang selama tiga bulan terakhir, sebagian besar adalah mantan pejabat dan anggota militer.
Selain itu, laporan tersebut mencatat berlanjutnya hukuman fisik di bawah kekuasaan IIA, dengan setidaknya 147 orang, termasuk 28 wanita, dicambuk di depan umum dalam tiga bulan terakhir. (hanoum/arrahmah.id)