KABUL (Arrahmah.id) — Kementerian Pendidikan Tinggi Taliban atau Imarah Islam Afghanistan (IIA) memerintahkan seluruh universitas swasta di Afghanistan untuk menghapus buku-buku yang tidak sesuai dengan kebijakan IIA. Titik berat pelarangan ditujukan pada buku-buku Syiah, hizbut Tahrir, dan Salafi.
Berbicara kepada Radio Azadi RFE/RL (22/12/2023), Mir Zafaruddin Ansari, dosen di salah satu universitas swasta, membenarkan bahwa departemen bimbingan kementerian telah mengirimkan surat ke semua universitas swasta.
Dia mengatakan surat tersebut mendesak mereka untuk menghapus semua buku yang “bertentangan dengan yurisprudensi IIA yang bermazhab Hanafi atau dapat memicu perlawanan terhadap prinsip-prinsipnya.”
“Saya pikir delegasi pemerintah akan mengawasi penghapusan buku-buku ini dan menghukum mereka yang gagal mengambil tindakan,” kata Ansari.
Seorang mahasiswa di salah satu universitas swasta di ibu kota Afghanistan, Kabul, menentang langkah tersebut.
“Ini akan membatasi upaya kita untuk mempelajari agama dan aliran lain,” ujarnya.
Penganut Syiah di Afghanistan mencapai 15 persen dari populasi keseluruhan Afghanistan. Sedangkan Hizbut Tahrir merupakan adalah kelompok Islam kontemporer yang dinyatakan dilarang oleh IIA beberapa waktu lalu dan Salafi merupakan penamaan bagi sekelompok orang yang berkiblat pada pemahaman ulama-ulama penguasa Arab Saudi. (hanoum/arrahmah.id)