KABUL (Arrahmah.id) – Imarah Islam Afghanistan sebagai reaksi atas laporan Dewan Keamanan PBB mengatakan bahwa kontraterorisme adalah prinsip utama dari pemerintah Afghanistan.
Hal ini terjadi ketika DK PBB dalam laporannya baru-baru ini mengatakan bahwa al-Qaeda dilaporkan telah membangun hingga delapan kamp pelatihan baru di Afghanistan, termasuk empat kamp di Provinsi Ghazni, Laghman, Parwan, dan Uruzgan, dengan sebuah pangkalan baru untuk menimbun senjata di Lembah Panjshir.
“Ancaman terbesar di Afghanistan masih berasal dari ISIL-K [ISIS di Afghanistan], dengan kemampuannya untuk memproyeksikan ke wilayah tersebut dan sekitarnya,” kata laporan itu. “Secara keseluruhan, pola penargetan ISIL-K diarahkan pertama kali terhadap Syiah, kemudian Taliban, dan pada akhirnya warga sipil.”
Sementara itu, juru bicara Imarah Islam Zabiullah Mujahid membantah laporan tersebut dan mengatakan: “Dari Perserikatan Bangsa-Bangsa, sebuah program fitnah reguler telah dibuat untuk melawan Imarah Islam, dan mereka selalu menyebarkan propaganda untuk melawan Imarah Islam.” Dia mengatakan dalam sebuah rekaman audio bahwa tidak ada basis Al-Qaeda di Afghanistan, lansir Tolo News (1/2/2024).
“Sikap PBB telah disalahgunakan. Kami menyerukan kepada negara-negara yang menjadi anggota DK PBB namun memiliki hubungan baik dengan Afghanistan untuk tidak membiarkan reputasi organisasi ini dirusak,” katanya.
“Dunia mengatakan bahwa ada kelompok TTP [Tehrik-e Taliban Pakistan] dan al-Qaeda, tetapi Taliban mengatakan bahwa mereka tidak ada. Tetapi kedua belah pihak tidak memberikan bukti atau mengambil tindakan apa pun,” kata Aziz Maarij, seorang mantan diplomat.
Menurut laporan tersebut, “Taliban pada umumnya bersimpati pada tujuan TTP.”
“Selain memasok senjata dan peralatan, para petinggi Taliban, pejuang inti Al-Qaeda dan AQIS membantu pasukan TTP dalam serangan lintas batas,” kata laporan itu. “Meskipun Taliban menginstruksikan para pejuang TTP untuk tidak berpartisipasi dalam operasi di luar Afghanistan, banyak dari mereka yang melakukannya tanpa konsekuensi yang jelas. Beberapa anggota Taliban juga bergabung dengan TTP karena merasa memiliki kewajiban agama untuk memberikan dukungan. Para narasumber melaporkan bahwa anggota TTP dan keluarga mereka menerima paket bantuan rutin dari Taliban.”
Namun Mujahid mengatakan bahwa pertempuran serius terjadi saat melawan ISIS.
“Pertempuran melawan ISIS penting bagi keamanan Afghanistan. Telah terjadi pertempuran serius dan mereka semua berhasil dihabisi,” katanya.
“Jika mereka memiliki tuduhan, mereka harus membagikannya kepada Imarah Islam, media Afghanistan atau setidaknya media mereka sendiri,” kata Abdul Hai Qanat, seorang analis politik.
Sejak kedatangannya ke tampuk kekuasaan di Afghanistan, Imarah Islam dalam waktu hampir tiga tahun terakhir telah berulang kali meyakinkan masyarakat internasional bahwa tanah Afghanistan bukanlah ancaman bagi negara manapun. (haninmazaya/arrahmah.id)