KABUL (Arrahmah.id) – Banjir di Afganistan bulan ini telah menewaskan lebih dari 180 orang saat hujan deras menyebabkan kerusakan yang meluas di provinsi-provinsi tengah dan timur Afganistan.
Juru bicara Imarah Islam Afghanistan, Zabihullah Mujahid mengatakan pada konferensi pers pada Kamis (25/8/2022) bahwa 182 orang telah tewas dan 250 terluka. Lebih dari 3.100 rumah hancur dan ribuan ternak terbunuh, memperburuk krisis ekonomi dan kemanusiaan negara itu.
“Imarah Islam Afghanistan tidak dapat mengelola banjir sendirian, kami meminta dunia, organisasi internasional, dan negara-negara Islam untuk membantu kami,” kata Mujahid, lansir Al Jazeera.
Afghanistan telah terhuyung-huyung dari bencana alam tahun ini, termasuk kekeringan dan gempa bumi yang menewaskan lebih dari 1.000 orang pada Juni.
Badan-badan kemanusiaan global telah memberikan bantuan selama berbulan-bulan, tetapi telah memperingatkan bahwa mereka membutuhkan lebih banyak akses dan dana untuk menghindari bencana kemanusiaan dengan ribuan orang kehilangan tempat tinggal dan tidak ada akses ke tempat penampungan atau air minum bersih.
Di distrik Khoshi di provinsi Logar tengah, pekerja bantuan menggambarkan kehancuran yang meluas akibat banjir besar dalam beberapa hari terakhir, dengan ladang tanaman menjadi lumpur dan mayat hewan tergeletak bertumpukan.
Sekitar 20.000 orang di distrik tersebut terkena dampak banjir dan 20 orang, termasuk sedikitnya enam anak, tewas dengan dua lagi hilang, kata badan anak-anak PBB.
“Orang-orang kehilangan segalanya, mereka kehilangan segalanya dalam semalam,” kata Anne Kindrachuk, kepala wilayah pusat untuk UNICEF Afghanistan, setelah berkunjung ke daerah tersebut.
“Ada tiga komunitas tenda atau kamp tetapi [orang] tidak yakin apa yang akan terjadi selanjutnya, bagaimana mereka akan makan di musim dingin ini, mata pencaharian mereka musnah,” katanya.
Musim panas sering membawa hujan lebat di Afghanistan utara dan timur, yang menyebabkan banjir dan menyebabkan ratusan orang tewas setiap tahun.
Tahun lalu, korban mencapai 100 orang sementara puluhan dilaporkan hilang di distrik Kamdesh yang terpencil, sekitar 200 kilometer timur laut ibu kota, Kabul.
Pada 2020, setidaknya 100 orang tewas di Afghanistan utara dan timur ketika banjir melanda sebagian besar kota Charikar, ibu kota provinsi Parwan.
Di negara tetangga Pakistan, lusinan distrik terendam oleh hujan, menewaskan sedikitnya 437 orang sejak pertengahan Juni dan memaksa ribuan orang mengungsi. (haninmazaya/arrahmah.id)