Menteri Agama Maftuh Basyuni menyatakan bahwa penetapan Hari Raya Idul Adha 1428 Hijriah di tanah air, tidak akan ada perbedaan sebagaimana terjadi saat Hari Raya Idul Fitri sebelum ini.
“Insya Allah tidak ada perbedaan dalam menetapkan Hari Raya Idul Adha di tanah air hingga shalatnya pun akan sama,” katanya di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang, Senin, sebelum berangkat ke Tanah Suci sebagai Amirul Haj.
Bahkan, kata dia, Malaysia juga tidak akan berbeda dari Indonesia dalam menetapkan Hari Raya Idul Adha nanti.
Ia mengakui untuk penetapan Hari Raya Idul Adha itu, tidak begitu banyak menyedot perhatian orang banyak, yang berbeda halnya dengan Hari Raya Idulfitri terutama dari kalangan ibu.
“Untuk penetapan Iduladha tidak begitu banyak menyedot perhatian orang seperti pada penentuan idufitri,” katanya.
Sebelumnya dilaporkan, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur menetapkan Hari Raya Idul Adha 1428 H jatuh pada hari Kamis tanggal 20 Desember 2007.
“Ketetapan itu didasarkan pada hasil Musyawarah Ahli Hisab Majelis Tarjih dan Tajdid PWM Jatim pada 4 Agustus 2007 yang dipimpin Drs H Syamsul Arifin MSi,” kata Sekretaris PWM Jatim H Nadjib Hamid sebagaimana dikutip Antara di Surabaya, Jumat kemarin.
Menurut dia, penetapan itu merujuk perhitungan sistem hisab hakiki dengan markas Tanjungkodok Paciran Lamongan.
“Perhitungan itu menyimpulkan ijtimak akhir bulan Dzulqa`dah 1428 H terjadi pada hari Senin tanggal 10 Desember 2007 yang bertepatan dengan tanggal 29 Dzulqa`dah 1428 pukul 00:41 WIB,” katanya.
Pada saat matahari terbenam pada hari itu, katanya, hilal (bulan usia muda pertanda pergantian kalender) sudah wujud dengan ketinggian tujuh derajat lima menit 37 detik.
“Karena itu, tanggal 1 Dzulhijjah 1428 H jatuh pada hari Selasa tanggal 11 Desember 2007, sehingga Iduladha atau 10 Dzulhijjah 1428 H jatuh pada hari Kamis tanggal 20 Desember 2007,” katanya.
Sumber: Hidayatullah