LONDON (Arrahmah.com) – Kelompok hacker Anonymous melakukan aksi balas dendam kepada sebuah perusahaan keamanan komputer yang membantu polisi mengungkap jati diri anggota Anonymous.
Sebelumnya, perusahaan keamanan komputer bernama HGBary Federal mengaku telah berhasil mengidentifikasi beberapa identitas hacker Anonymous dan berencana untuk menjual data itu kepada biro intelijen AS, FBI.
Anonymous adalah kelompok hacktivist (aktivis hacker) yang selama ini getol membela WikiLeaks serta para aktivis oposisi di Mesir dan Tunisia.
Kepada Financial Times bahkan Aaron Barr, Head of Security Services Firm, HBGary, menyebutkan beberapa nama yang ia klaim sebagai tokoh-tokoh senior di Anonymous, seperti orang bernama Q,, Owen, dan beberapa orang lain di Inggris, Jerman, Belanda, Italia, dan Australia.
Berang dengan tindak-tanduk Barr, kelompok Anonymous kemudian mengamuk melakukan aksi balas dendam, Anonymous berhasil mengambil alih situs resmi HGBarry yang hingga kini tak bisa diakses. Di situs tersebut, Anonymous bahkan sempat memajang pengumuman mengapa mereka melakukan aksi tersebut.
“Biarkan kami memberikan pelajaran yang tidak terlupakan: Anda jangan macam-macam dengan Anonymous. Terutama bila Anda cuma ingin menarik perhatian publik,” kata Anonymous
Selanjutnya, Anonymous mengungkap salah satu isi email pribadi Barr yang intinya memang ia menginginkan publikasi dengan cara mengungkap jati diri Anonymous.
“Ini bukan tentang mereka, ini tentang audiens yang akan mendapatkan kesan baik tentang kemampuan dan kompetensi riset yang kita miliki,” kata Barr dalam email pribadinya.
Tak hanya itu, sejak kemarin Anonymous juga berhasil menguasai akun Twitter Aaron Barrdan memposting berbagai tweet mengejek Barr termasuk dengan kata-kata yang kurang senonoh.
Hacker juga mengungkap alamat detil, nomor jaminan sosial milik Barr serta lebih dari 50 ribu email dari akun pribadi Barr. Anonymous juga mengklaim memiliki detail kondisi finansial perusahaan dan mengancam untuk menghapus konten yang ada di server HBGary Federal.
HBGary awalnya adalah forum keamanan yang didirikan oleh pakar keamanan komputer Greg Hoglund. Belakangan didirikan sebuah perusahaan keamanan bernama HBGary Federal, dan Greg memiliki 15 persen saham pada perusahaan tersebut.
Beberapa waktu belakangan para pendukung hacker Anonymous dikejar-kejar oleh pihak keamanan di berbagai negara terkait dengan serangan mereka ke beberapa situs yang dianggap memusuhi WikiLeaks, seperti PayPal, MasterCard, atau VISA.
Bulan lalu FBI, mengeluarkan perintah pencarian terhadap lebih dari 40 orang pendukung hacker Anonymous. Polisi Inggris juga telah mencokok lima orang yang dituduh mendukung aksi Anonymous. Mereka dicurigai meretas jaringan internet milik beberapa perusahaan yang sebelumnya memutuskan kerjasama dengan WikiLeaks.
Kelompok hacker ini mengirimkan seorangan Distributed Denial of Services (DDoS), yang bekerja dengan cara memborbardir situs dengan permintaan akses secara berturut-turut. Tindakan ini ilegal berdasarkan undang-undang penyalahgunaan komputer di Inggris, pelakunya dapat didenda hingga 5.000 poundsterling atau sekitar Rp71 juta.
Sementara itu, Hoglund dan Barr, kabarnya bernegosiasi dengan hacker Anonymous unttuk mendapatkan kembali data perusahaan mereka. (sm/arrahmah.com)