JENEWA (Arrahmah.com) – Dewan Perawat Internasional (ICN) mengatakan pada Rabu (6/5/2020) bahwa mereka percaya setidaknya 90.000 petugas kesehatan telah terinfeksi dan lebih dari 260 perawat telah meninggal akibat pandemi coronavirus.
Kegagalan oleh pemerintah untuk mencatat tingkat infeksi dan kematian staf layanan kesehatan merupakan “skandal yang menempatkan staf pada risiko yang lebih tinggi” dan meremehkan skala sebenarnya dari masalah tersebut, ICN mengatakan dalam sebuah pernyataan yang dirilis di Jenewa.
“Kurangnya data resmi tentang infeksi dan kematian di antara perawat dan petugas kesehatan lainnya menjadi hal yang sangat memalukan,” kata CEO ICN Howard Catton, sebagaimana dilansir Anadolu Agency.
“Perawat dan petugas layanan kesehatan berada pada risiko yang lebih besar karena kurangnya alat pelindung diri (APD) dan kesiapan yang buruk untuk pandemi ini,” imbuhnya.
ICN meminta pemerintah untuk segera mulai membuat catatan akurat infeksi dan kematian di antara petugas kesehatan.
Kegagalan untuk melakukannya meningkatkan kemungkinan lebih banyak kematian dan gagal menghormati mereka yang telah meninggal, katanya.
Pada bulan April, ICN melaporkan bahwa lebih dari 100 perawat dari seluruh dunia telah meninggal setelah terinfeksi COVID-19.
Selain itu, dikatakan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah melaporkan 23.000 infeksi di antara petugas kesehatan.
Banyak yang mengatakan bahwa angka-angka yang dikeluarkan oleh ICN dan WHO mengejutkan, tetapi ICN sekarang percaya mereka secara signifikan meremehkan situasi.
ICN telah mengumpulkan informasi lebih lanjut dari anggota National Nursing Association (NNAs, beberapa tokoh resmi pemerintah, dan laporan media), yang menunjukkan bahwa setidaknya 90.000 petugas kesehatan telah terinfeksi, dan lebih dari 260 perawat telah meninggal.
ICN mengatakan ribuan perawat telah terinfeksi COVID-19 dan ratusan telah meninggal, tetapi pemerintah tidak dapat memberikan data yang akurat karena mereka tidak mengumpulkan data.
Kurangnya angka pasti telah menyebabkan perkiraan serius tingkat infeksi di antara perawat dan jumlah kematian, tambahnya.
ICN mengatakan kegagalan untuk mencatat tingkat infeksi dan kematian di antara petugas layanan kesehatan membuat lebih banyak perawat dan pasien mereka dalam bahaya.
“ICN menyerukan agar data tentang infeksi dan kematian petugas layanan kesehatan dikumpulkan secara sistematis oleh pemerintah nasional dan dikumpulkan secara terpusat di WHO,” katanya.
Langkah seperti itu akan menginformasikan strategi pencegahan dan mengatasi masalah mendasar termasuk pengujian dan kurangnya alat perlindungan diri (APD). (rafa/arrahmah.com)