PATTANI (Arrahmah.com) – Sekolah-sekolah Islam (Pondok Pesantren) di Selatan Thailand digunakan sebagai tempat perekrutan dan pelatihan pemuda-pemuda Islam untuk dijadikan tentara dalam pergerakan “militan”, ujar laporan Bangkok Post, Senin (22/6) yang mereka kutip dari perkataan ICG (International Crisis Group).
Pergerakan “militan” di Selatan Thailand hingga kini masih terus berlanjut dan mulai meningkatkan serangan-serangannya, mereka melakukan perekrutan dan pelatihan di sekolah-sekolah Islam yang dikenal dengan Pondok, ujar ICG.
“Mereka mengajarkan kepada seluruh muridnya di sekolah-sekolah tersebut bahwa setiap Muslim memiliki kewajiban untuk berjihad, mengambil kembali daratan Muslim dari tangan pemerintahan Budha,” ujar Rungawee, salah satu anggota ICG.
Pelajaran agama, perjalanan (rihlah) dan aktivitas olahraga (I’dad) dilaksanakan secara intensif untuk merekrut pelajar dan dijadikan tentara.
Pelajar di bawah usia 18 tahun telah diajarkan cara-cara melakukan aksi mata-mata, lanjut laporan tersebut.
Di wilayah Selatan Thailand, jumlah pelajar di sekolah-sekolah Islam mencapai 100.000, potensi yang sangat besar untuk merekrut 1.800 sampai 3.000 mujahidin.
Karena hal tersebut, pemerintahan musyrik Thailand akhirnya mulai memikirkan cara untuk menghentikan aksi ini. Mereka mulai memberikan “perhatian” lebih terhadap pondok-pondok pesantren di sana.
Perdana Menteri Abhisit Vejjajiva kemarin (21/6) mengatakan pemerintah telah merancang langkah-langkah untuk menjegal aksi “militan”. (haninmazaya/BP/arrahmah.com)