ISTANBUL (Arrahmah.com) – Jaksa Pengadilan Pidana Internasional (ICC), Luis Moreno-Ocampo, menjamin penangkapan pemimpin Libya, Muammar Gaddafi dan putranya, Saif al-Islam, serta sejumlah pejabat lainnya dalam beberapa minggu ke depan.
Kabar ini muncul berdasarkan laporan bahwa Ocampo berencana untuk mengajukan penyelidikan pada Dewan Keamanan PBB, Rabu (4/5/2011) mengenai serangan Kolonel Gaddafi terhadap warga Libya yang memberontak terhadap pemerintahan otokratisnya. Menurut laporan itu, Ocampo mendapat bantuan investigasi dari beberapa organisasi yang tahu betul dengan situasi di Libya.
Sementara itu pada hari Selasa (3/5), Perdana Menteri Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengatakan bahwa Gaddafi harus segera angkat kaki dari Libya. Menurut New York Times, pernyataan ini merupakan seruan publik pertama terhadap pemimpin Libya yang sedang diserang.
Times mengatakan bahwa nada seruan Erdogan dianggap sebagai yang paling keras sampai saat ini mengenai situasi di Libya. Hal ini didukung oleh anggapan bahwa Erdogan merupakan perdana menteri yang selalu jadi pialang kekuatan regional.
Menurut Erdogan, Gaddafi telah memilih “darah, air mata, dan penindasan”. Oleh sebab itu, menurutnya, Gaddafi harus melepaskan diri dan “segera turun” dari kekuasaan.
Erdogan yakin bahwa perginya Gaddafi merupakan satu-satunya pilihan.
“Gaddafi harus mengambil langkah bersejarah demi masa depan Libya, integritas teritorial, dan perdamaian,” ungkap Erdogan, dikutip Times.
“Sayangnya, Muammar Qaddafi mengabaikan saran kami dan … memilih pertumpahan darah, penindasan, dan menyerang rakyatnya sendiri,” lanjutnya pada media.
Berkaitan dengan munculnya laporan ICC pada Selasa malam (3/5), secara teknis Dewan Keamanan perlu untuk meminta hakim ICC untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap “orang-orang bertanggung jawab atas kejahatan yang dilakukan di Libya.”
Namun, sumber yang dekat dengan Ocampo menyatakan bahwa surat perintah penangkapan akan menjadi langkah logis berikutnya dalam investigasi terhadap kekejaman yang diduga kuat dilakukan oleh Gaddafi serta pasukannya melawan pemberontak Libya.
“Dari tanggal 2-5 Mei, jaksa ICC akan di New York dan pada tanggal 4 Mei, jaksa akan melaporkan kepada Dewan mengenai kemajuan dalam penyelidikan terhadap situasi di Libya, yang akan menjadi pengantar menuju penyelidikan terhadap tuduhan kejahatan kemanusiaan dan kejahatan perang,” kata kantor Ocampo dalam sebuah pernyataan.
Pada tanggal 3 Maret, jaksa ICC mengumumkan penyelidikan terhadap kejahatan kemanusiaan yang dilakukan di Libya, termasuk terhadap Gaddafi dan anak-anaknya.
Jaksa kemudian menambahkan dia akan meminta hakim ICC untuk mengeluarkan surat perintah penangkapan beberapa minggu setelah memberitahu Dewan tentang kemajuan penyelidikan tersebut.
Selain itu, Ocampo juga menargetkan empat pejabat Libya lainnya, termasuk diplomat Libya Mussa Kussa dan mantan Perdana Menteri Omar Abu Zeyd Dorda yang saat ini menjabat sebagai direktur jenderal Organisasi Keamanan Eksternal Libya.
Sebelum pertempuran memanas di Libya antara pasukan Gaddafi dan para pemberontak yang diperkeruh oleh pasukan salibis internasional, Turki menikmati hubungan perdagangan yang erat dengan Libya.
Sekitar 25.000 pekerja Turki terlibat dalam proyek-proyek konstruksi besar di Libya pada bulan Februari, lansir New York Times.
Namun tak lama setelah kerusuhan berdarah tumpah, Turki memimpin operasi evakuasi besar-besaran bagi warganya yang berada di Libya.
Komentar Erdogan ini datang menjelang pertemuan Kelompok Kontak Libya di Roma pekan ini yang akan dihadiri oleh anggota dari negara-negara Arab serta negara Barat.
Gaddafi telah menolak peta untuk mengakhiri konflik yang diprakarsai oleh Turki bulan lalu.
Turki pun telah mengecam keras serangan udara pimpinan AS di Libya yang diluncurkan pada tanggal 19 Februari dan bersikeras agar pihak internasional memberikan pembatasan yang ketat terhadap peran aliansi NATO, lansir AFP.
Turki menolak untuk ambil bagian dalam serangan udara, namun tetap mengkontribusikan enam unit kapal militernya di wilayah perairan Libya, dengan dalih bahwa kapal-kapal tersebut akan digunakan untuk operasi kemanusiaan. (althaf/arrahmah.com)