TEL AVIV (Arrahmah.id) — Pasukan Israel (IDF) pada Rabu (17/1/2024) memberi tahu keluarga tawanan perang Ron Sherman, Nick Beiser dan Elia Toledano bahwa tidak mungkin menentukan penyebab kematian mereka.
“Perwakilan IDF tiba di keluarga tentara yang diculik, Sersan Ron Sherman dan Kopral Nick Beiser, untuk memberi tahu mereka tentang temuan mengenai kematian mereka di penawanan Hamas pada Selasa malam,” dilansir The Jerusalem Post (18/1).
Surat kabar tersebut melaporkan tentara Israel mengambil jenazah mereka dari terowongan Al-Qassam di kamp Jabalya pada tanggal 14 Desember 2023.
“Di dekat tempat mayat-mayat itu ditemukan, IDF menyerang satu terowongan di mana komandan divisi utara Gaza, Ahmad Al Ghandour, terbunuh,” ungkap surat kabar itu.
Laporan itu mencatat, “Penyelidikan menunjukkan pada saat serangan itu terjadi, IDF tidak mengetahui keberadaan sandera di kawasan tersebut. Selain itu, pasukan yang menemukan mayat mereka selama penggeledahan di terowongan tidak memiliki informasi intelijen sebelumnya tentang keberadaan mereka.”
Pada Selasa, ibu Ron Sherman menuduh tentara Israel membunuh putranya.
“Hasil penyelidikan: Ron memang dibunuh. Bukan oleh Hamas. Berpikirlah lebih ke arah Auschwitz dan shower, namun tanpa Nazi dan Hamas sebagai penyebabnya. Tidak ada penembakan yang tidak disengaja, tidak ada laporan, pembunuhan berencana, pengeboman dengan gas beracun,” ujar dia.
Menurutnya, tentara Israel mengisi terowongan tempat dia ditahan dengan gas, dan putranya diracun hingga meninggal.
Sang ibu mengklaim, “Mereka menemukan beberapa jarinya juga remuk, tampaknya karena upaya putus asa untuk keluar dari kuburan racun yang dikuburkan IDF di dalam dirinya ketika dia mencoba menghirup udara, namun dia hanya menghirup racun IDF.”
Berdasarkan pernyataan yang dikeluarkan tentara Israel, laporan otopsi menunjukkan tidak ada tanda-tanda cedera atau tembakan di tubuh kedua tawanan Hamas tersebut.
Pernyataan tersebut melanjutkan, “Karena kondisi jenazah, penyebab kematiannya tidak dapat ditentukan. Pada tahap ini, tidak dapat dikesampingkan atau dipastikan bahwa mereka terbunuh akibat mati lemas, keracunan, atau sisa serangan IDF atau operasi Hamas. Sampel diambil untuk melakukan pengujian toksikologi lebih lanjut, yang mungkin akan mengungkapkan rincian lebih lanjut nanti. Seperti disebutkan, pada tahap ini, penyebab kematiannya belum dapat ditentukan.”
Mayat tiga orang, yakni Beiser yang berusia 28 tahun dan Sherman serta Toledano yang berusia 19 tahun ditemukan di Gaza oleh pasukan pendudukan Israel pada pertengahan Desember. (hanoum/arrahmah.id)