POSO (Arrahmah.com) – Ibu Indo (30) tidak mengira, hari itu sebuah kejadian naas menimpanya. Kala itu, Sabtu (3/11/2012) pagi, situasi di Poso, Sulawesi Tengah, dihujani suara tembakan saat Densus 88 dan Brimob Kelapa Dua Depok melancarkan penyergapan terhadap sejumlah orang yang dituduh teroris di Jalan Pulau Irian, Kelurahan Kayamanya, Kecamatan Poso Kota.
“Tiba-tiba Densus menendang pintu rumah dan mengenai kening saya hingga berdarah,” tuturnya seperti dilansirIslampos.com, Sabtu (10/11/2012).
Ibu tiga anak ini mengaku membuka pintu karena memang tidak merasa bersalah. Namun cara kasar aparat Densus menyambangi rumah warga tanpa izin malah berbuah petaka.
“Saat saya bukakan pintu, Densus malah mendobrak pakai kaki karena badannya besar-besar dan saya langsung jatuh terduduk,” akunya.
Simbahan darah Ibu rumah tangga ini ternyata tidak menyurutkan langkah Densus menerebos tempat tinggalnya. Saat itu juga, Ibu Indo mengaku dipaksa keluar oleh Densus beserta anggota keluarga lainnya.
“Keluar.. keluar.. semua,” bebernya mengulang kembali suara Densus. “Yang laki-laki kemudian dibawa ke Polres,” sambungnya menunjuk para pekerja di usaha bengkel emas miliknya.
Melihat dirinya bercucuran darah, sebagian anggota Densus 88 mengaku kaget dan meminta maaf. “Beginilah kalau Densus 88 tidak sabaran, jadinya hanya sekedar meminta maaf,” sesalnya.
Ibu Ando mengaku menyesalkan langkah-langkah Densus menangani warga yang dituduh sebagai teroris. Hal ini justru menciptakan ketakutan dan merusak kedamaian kota Poso. “Tetangga saya (saat penggerebekan itu) semuanya diangkat. Sebagian diperlakukan tidak punya hati,” ujarnya.
Pihak Densus 88 pun akhirnya tidak menemukan barang bukti apa-apa dari rumah Ibu Ando melainkan telah membuat isi rumahnya berantakan. Ia mengaku setelah kejadian itu mengalami trauma, terlebih ia sedang ditinggal suaminya ke Palu. (bilal/arrahmah.com)