(Arrahmah.com) – Ahamdulillah sekali, kaum muslimin dilengkapi oleh edukasi untuk senantiasa berkorban demi kebaikan. Hari ini mereka menyisihkan rezeki agar bisa ikut berqurban untuk melaksanakan dua hal sekaligus. Pertama, implementasi perintah syariat agama. Kedua, sekaligus menelusuri jejak kesabaran Nabi Ibrahim a.s. yang menerima perintah sangat berat agar menyembelih anaknya, Nabi Ismail a.s.
Kami dengar dan kami ikuti, ya Allah. Sami’na wa atha’na. Tiada bantahan sedikit pun ketika Engkau syariatkan “Fashalli li Rabbika wa an-Har.” Yaitu, “Dirikanlah sholat karena Tuhanmu, dan berqurbanlah.”
Hari ini kami hadirkan hewan qurban yang terbaik untuk tujuan terbaik. Untuk pembinaan kesabaran terbaik. Tiada kesabaran kecuali kesabaran yang Engkau limpahkan langsung kepada kami, ya Allah.
Kepada kaum muslimin dan muslimat di seluruh Tanah Air, hari ini kita kembali ke bangku kuliah untuk mendengarkan taushiyah (nasihat) tentang kesabaran. Nasihat ini akan kita perlukan sepanjang waktu. Situasi di negeri tercinta ini menuntut kesabaran yang lebih kuat lagi. Seandainya ada kesabaran tak berbatas, sesungguhnya itulah yang kita perlukan dalam menghadapi segala macam fitnah, cobaan, yang terjadi di mana-mana.
Hari ini, umat Islam harus menahan diri dalam menghadapi nistaan dan hinaan yang menyakitkan terhadap agamanya, terhadap Rasul-nya, terhadap kitabnya, martabatnya. Nistaan dan hinaan itu tidak hanya datang dari orang-orang yang tak seaqidah, melainkan juga meluncur dari lidah orang yang masih mengakui syahadatain (dua kalimat syahadat).
Tidak ada jalan terbaik untuk menghadapi situai ini kecuali jalan kesabaran yang telah ditunjukkan oleh Nabi Ibrahim a.s. Yaitu, kesabaran yang hari ini kembali diisi-ulang tangkinya agar umat tidak mudah terpancing melakukan perbuatan-perbuatan tercela sebagaimana dipertontonkan setiap hari oleh orang-orang yang kelihatannya “ditugaskan” untuk menguras habis tangki kesabaran kaum muslimin.
Hari ini, kaum muslimin berhenti melakukan semua kegiatan demi mengikuti jadwal tahunan pelatihan kesabaran itu. Bertakbir, bertasbih, bertahmid, sambil kembali mengulang kaji tentang kesabaran.
Semoga hari ini semua kaum muslimin terisi kembali tangki kesabarannya agar perkara-perkara seperti hoax, tipuan terlembaga, ancaman narkoba, virus pornografi, cinta dunia, kapitalisme, komunisme, dlsb, bisa dihadapi dengan barisan yang rapi. Dihadapi dengan tindakan yang tertata dan terukur, yang akan menghasilkan perbaikan situasi. Agar kembali terbentuk situasi yang tenteram, damai dan nyaman untuk semua orang tanpa kecuali.
Situasi yang bebas dari hoax, intimidasi, saling-curiga, penistaan agama, permusuhan dan ketidakadilan.
Oleh: Asyari Usman (wartawan senior)
(*/arrahmah.com)