NEW DELHI (Arrahmah.com) – Angkatan Udara Pakistan (PAF) gagal mencapai tujuannya ketika melancarkan serangan balik pada 27 Februari melalui sektor Nowshera di Jammu, Kepala Staf Udara India, Marshal BS Dhanoa, mengklaim, dikutip Pakistan Today, kemarin (16/4/2019).
Dia berpidato di sebuah seminar di New Delhi yang diselenggarakan untuk menandai ulang tahun keseratus Marshal dari Angkatan Udara Arjan Singh, Senin (15/4).
Angkatan Udara India (IAF) sebelumnya mengklaim menyerang kamp pelatihan Jaish-e-Mohammed (JeM) di Balakot, menewaskan sejumlah “teroris” yang tidak ditentukan.
“Kami memiliki teknologi di pihak kami, kami dapat meluncurkan senjata dengan akurasi tinggi,” kata Dhanoa.
Dalam serangan balik 27 Februari PAF, IAF kehilangan jet tempur MiG-21 dan Komandan Wing Abhinandan Varthaman ditawan oleh Pakistan setelah pesawatnya ditembak jatuh di atas Garis Kontrol (LoC). Dalam pertempuran udara di udara, Varthaman menembak jatuh sebuah F-16 dari PAF. Varthaman dirilis pada 1 Maret.
“Kami hadir dengan lebih baik karena kami telah meningkatkan pesawat MiG-21 Bisons dan Mirage-2000 kami. Bayangkan berkelahi dengan MiG-21 Bis. Hasilnya akan lebih condong menguntungkan kita jika kita menggunakan pesawat Rafale tepat waktu,” lanjut Dhanoa.
Dia menambahkan bahwa Pakistan tidak dapat mencapai target militer yang diinginkannya.
Jet Rafale dan sistem S-400 Surface-to-Air-Missile yang kemungkinan akan digunakan dalam dua-empat tahun mendatang diklaimnya akan sekali lagi memiringkan keseimbangan teknologi dalam mendukung India “seperti pada tahun 2002 selama Op Parakaram”, mengacu pada kebuntuan 2001-2002 antara India dan Pakistan. (Althaf/arrahmah.com)