BAGHDAD (Arrahmah.com) – Setelah keluar fatwa dari pemimpin tertinggi agama Syiah di Irak Ali As-Sistani untuk mengangkat senjata dan memerangi Ahlus Sunnah di Irak, husainiyah-husainiyah dan hauzah-hauzah Syiah di Irak beralih fungsi menjadi kamp-kamp training militer untuk memerangi mujahidin muslim, islammemo melaporkan.
Pemimpin tertinggi agama Syiah di Irak, Ali As-Sistani yang kelahiran Iran, telah memfatwakan umat Syiah Irak untuk memanggul senjata, menjadi sukarelawan militer Irak dan bergabung dengan tentara rezim Syiah Irak untuk memerangi para pejuang suku-suku muslim.
Wakil dari Ali As-Sistani, Abdul Mahdi Al-Karabalai dalam khutbahnya pada hari Jum’at (13/6/2014) lalu di kota Karbala mengumumkan “setiap orang yang mampu memanggul senjata harus menjadi sukarelawan untuk menghadapi “teroris-teroris” karena ia merupakan kewajiban nasionalisme untuk mempertahankan Irak”.
Para “ulama” senior agama Syiah Irak lainnya seperti Basyir An-Najafi, Ishaq Al-Fayyadh, Mahmud Al-Hasyimi dan lain-lain juga telah menyerukan kepada pengikutnya untuk memerangi “para pejuang revolusioner” suku-suku Ahlus Sunnah Irak.
Sebagai respon atas fatwa para petinggi agama Syiah Irak tersebut, husainiyah-husainiyah (rumah ibadah) dan hauzah-hauzah (sekolah agama)Syiah di Irak telah beralih fungsi menjadi tempat pendaftaran dan pelatihan militer ribuan warga Syiah. Mereka akan bergabung dengan tentara Irak untuk memerangi kelompok-kelompok jihad dan mujahidin suku-suku muslim Irak.
Ketua Dewan Tertinggi Syiah Irak Ammar Al-Hakim mengenakan seragam militer dan memanggul senjata. Melalui akun facebooknya ia menegaskan “Jika diperlukan, saya akan berada di barisan terdepan sukarelawan untuk membela kehormatan bangsa dan rakyat”.
Situs jejaring sosial juga menampilkan foto “ulama” Syiah “Ayatollah” Murtadha Al-Qazweini yang mengenakan seragam militer dan memanggul senjata. Al-Qazweini menyerukan kepada pemeluk Syiah di Irak untuk bergabung dengan tentara Irak dan memerangi “para pejuang revolusioner” muslim Sunni di bawah semboyan Labbaika ya Husain.
(muhib al majdi/arrahmah.com)