ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Ribuan pendukung partai sayap kanan Tehreek-e-Labbaik Pakistan (TLP) yang dilarang telah meninggalkan kota Lahore di Pakistan timur, bentrokan terus terjadi di hari kedua antara massa dengan polisi yang melemparkan peluru gas air mata, kata juru bicara TLP dan saksi mata.
Kelompok itu mengatakan pada Sabtu (23/10/2021) bahwa lima pendukungnya tewas dalam bentrokan sementara menurit pemerintah setidaknya dua pejabat polisi juga tewas.
“Tehreek-e-Labbaik Pakistan kehilangan dua orang Jumat malam dan tiga lagi hari ini akibat tembakan polisi,” tweet partai itu pada Sabtu (23/10).
Anggota TLP memulai aksi mereka pada hari Jumat dengan tujuan mencapai ibu kota, Islamabad, untuk menekan pemerintah agar membebaskan Saad Rizvi, ketua partai.
Rizvi ditangkap tahun lalu di tengah demonstrasi menentang Prancis atas publikasi karikatur Nabi Muhammad SAW.
Polisi di Lahore tidak akan mengomentari klaim tersebut, tetapi pada Jumat malam (22/10) mengatakan dua petugasnya telah meninggal.
“Bentrokan masih berlangsung,” kata Rana Arif, juru bicara kepolisian Lahore, kepada kantor berita AFP. “Ini adalah operasi defensif oleh polisi terhadap massa … Kami hanya melakukan penembakan untuk mengendalikan massa.”
Pakistan telah mengerahkan polisi dan personel paramiliter untuk mencegah para demonstran meninggalkan Lahore. Pihak berwenang juga menangguhkan layanan telepon seluler di beberapa bagian Lahore dan memblokir jalan hari Jumat.
Situasi memburuk ketika polisi mencoba menghentikan para peserta demonstrasi, kata saksi mata.
Lahore terletak sekitar 350 km dari Islamabad, dan sebagian besar demonstran berjalan kaki, meskipun mereka telah mengatur bus dan mobil untuk mencapai ibu kota dalam konvoi.
Menteri Dalam Negeri Pakistan Sheikh Rashid Ahmad, yang berada di Dubai untuk menyaksikan Pakistan bertanding di Piala Dunia T20 kriket, diperintahkan oleh Perdana Menteri Imran Khan untuk kembali dan memantau situasi. (Althaf/arrahmah.com)