BEIJING (Arrahmah.id) – Wilayah ibu kota Cina telah dilanda hujan terberat sejak pencatatan dimulai 140 tahun yang lalu, dan banjir menewaskan sedikitnya 20 orang dan 27 orang lainnya hilang.
Pihak berwenang mencatat curah hujan 744,8 mm (29,3 inci), yang tertinggi sejak 1891, antara Sabtu dan Rabu pagi di sebuah waduk di pinggiran Beijing, kata dinas meteorologi kota itu pada Rabu (2/8/2023).
Jumlah curah hujan yang tercatat dalam 40 jam mendekati curah hujan rata-rata selama bulan Juli.
Badai Tropis Doksuri telah mencurahkan hujan lebat di daerah-daerah di dalam dan sekitar ibu kota sambil bergerak ke utara sejak menghantam provinsi Fujian selatan pekan lalu.
Pihak berwenang pada Rabu (2/8) mengirim ribuan personel darurat ke Zhuozhou, sebuah kota yang berjarak sekitar 60 km (37 mil) barat daya Beijing, saat sisa-sisa topan terus melanda daerah-daerah di sekitar ibu kota, lansir Al Jazeera.
Media pemerintah mengatakan bahwa Zhuozhou, yang berada di pertemuan beberapa sungai, telah dilanda bencana yang sangat parah karena air banjir telah berpindah ke hilir dari tempat lain.
Hujan deras di sekitar Beijing telah menewaskan sedikitnya 20 orang dan menyebabkan 27 orang hilang, menurut media pemerintah, sementara hampir satu juta orang telah dievakuasi di ibu kota dan provinsi tetangga Hebei.
Presiden Cina Xi Jinping telah memerintahkan pemerintah lokal untuk “berusaha sekuat tenaga” untuk menyelamatkan para korban dan meminimalisir korban jiwa dan kerusakan properti.
Pada Rabu, tampaknya ada sedikit kelonggaran dari banjir di ibu kota karena pihak berwenang setempat mencabut peringatan merah untuk publik.
Para pejabat Beijing menurunkan tingkat peringatan karena “aliran air di sungai-sungai besar telah berada di bawah batas peringatan”, kantor berita pemerintah Xinhua melaporkan.
Cina mengalami banjir paling mematikan di zaman modern pada musim panas 1998, ketika banjir di sepanjang tepi Sungai Yangtze dan saluran air lainnya di timur laut menewaskan lebih dari 4.000 orang dan menyebabkan sekitar 15 juta orang kehilangan tempat tinggal.
Lebih dari 300 orang tewas pada 2021 ketika banjir melanda kota Zhengzhou dan provinsi Henan di sekitarnya. (haninmazaya/arrahmah.id)