MEKKAH (Arrahmah.com) – Crane yang digunakan dalam proyek perluasan Masjidil Haram tetap kokoh tertambat selama hujan deras dan badai melanda Mekkah, pada Selasa (17/11/2015), surat kabar Mekkah melaporkan.
Sebagaimana dilansir oleh Saudi Gazette, Kamis (19/11), seorang arsitek dari perusahaan konstruksi untuk perluasan Masjidil Haram mengatakan bahwa peraturan keselamatan dan keamanan baru telah diterapkan setelah insiden kecelakaan fatal berupa runtuhnya crane yang terjadi pada musim haji.
“Konstruksi proyek tetap berlangsung selama cuaca yang tidak stabil. Namun, langkah-langkah keamanan telah diambil untuk memastikan bahwa semua kegiatan konstruksi dilakukan dengan cara yang aman bagi pekerja dan warga sipil,” katanya.
Departemen Tenaga Kerja telah memerintahkan bahwa crane tidak boleh berada pada sudut 90 derajat selama cuaca yang tidak stabil.
“Selama badai yang terjadi pada Selasa, semua crane dipasang pada sudut 30 derajat. Tim konstruksi sebelumnya telah dinformasikan tentang adanya badai oleh Kepala Meteorologi dan Lingkungan,” kata arsitek itu.
Dia mengatakan bahwa komite pengawas telah dibentuk untuk memantau kegiatan konstruksi selama kondisi cuaca yang tidak stabil.
Kepala Komiter Arsitek , Kamar Dagang dan Industri Mekkah, Yahya Kowshak, mengatakan bahwa peraturan keselamatan dan keamanan harus diterapkan sepanjang waktu. “Cranes jangan didirikan bila tidak digunakan. Pengawasan diperlukan selama konstruksi. Tindakan pencegahan yang tepat harus selalu diterapkan untuk menghindari kelalaian,” kata Kowshak.
(ameera/arrahmah.com)