TEL AVIV (Arrahmah.id) — Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan pada hari Ahad (15/12/2024) bahwa ia berdiskusi dengan Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump tentang upaya yang sedang berlangsung untuk membawa kembali para sandera yang ditahan oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas di Gaza.
Netanyahu mengatakan, dia dan Trump berbicara “panjang lebar tentang upaya yang akan dilakukan untuk membebaskan sandera warga Israel di tangan Hamas. Namun Netanyahu menolak menjelaskan secara spesifik.
“Kami bekerja sepanjang waktu, tanpa istirahat, untuk membawa pulang para sandera kami, baik yang hidup maupun yang tewas,” katanya.
“Semakin sedikit kita membicarakannya, semakin baik – dengan begitu, dengan pertolongan Tuhan, kami akan berhasil,” kata dia.
Seorang pejabat Israel yang tidak disebutkan namanya mengatakan kepada harian Israel Hayom pada hari Ahad (15/12) bahwa kesepakatan gencatan senjata kemungkinan akan diselesaikan pada hari Hanukkah, yang dimulai tahun ini pada malam tanggal 25 Desember.
Namun, untuk saat ini, pembicaraan mengenai jumlah sandera yang akan dibebaskan dalam kesepakatan parsial masih terhenti, menurut Channel 13.
Hamas bersikeras melepaskan sandera jauh lebih sedikit dari yang diminta Israel, dan Israel tidak mau mengalah, sebut laporan tersebut.
Channel 12 hari Ahad malam melaporkan, selama percakapan dengan Donald Trump, Netanyahu mengatakan kepada Trump bahwa AS harus menekan para perunding untuk menyetujui pembebasan sandera dalam jumlah yang jauh lebih banyak.
Kepada Trump, Netanyahu bilang bahwa Hamas saat ini menawarkan “jumlah yang tidak dapat diterima untuk dibebaskan dalam kategori “kemanusiaan”.
Di hari yang sama, Netanyahu mengadakan kabinet keamanan nasional di markas Komando Pusat IDF di Yerusalem.
Kepala Staf IDF Herzi Halevi dan Jaksa Agung Gali Baharav-Miara juga ikut serta dalam pertemuan tersebut.
Dalam pertemuan itu, Kepala Dinas Keamanan Mossad dan Shin Bet mengatakan kepada para menteri bahwa ada kemauan baru di antara Hamas untuk mencapai kesepakatan, menurut Ynet, yang mengutip seorang pejabat senior Israel.
“Perkiraannya adalah kami akan dapat mencapai kesepakatan dalam beberapa minggu,” kata pejabat itu.
Para menteri juga membahas situasi keamanan di Tepi Barat, situs tersebut juga melaporkan, di mana bentrokan baru-baru ini antara pasukan keamanan Otoritas Palestina dan kelompok teror lokal telah menambah peningkatan kekerasan, yang dikhawatirkan oleh para pejabat Israel dapat meluas ke wilayah Israel.
Utusan khusus AS untuk urusan penyanderaan yang dipilih Trump, Adam Boehler, akan mengunjungi Israel secara diam-diam minggu ini, menurut laporan Ynet.
Meskipun ia datang sebagai warga negara, ia diperkirakan akan bertemu dengan para pejabat Israel mengenai sandera di Gaza, kata situs berita tersebut.
The Wall Street Journal melaporkan pekan lalu bahwa Hamas telah menyerah pada permintaan Israel agar IDF tetap berada di Gaza untuk sementara waktu berdasarkan kemungkinan kesepakatan gencatan senjata.
Sebelumnya, Hamas menolak melepaskan sandera lagi kecuali Israel menyetujui penarikan penuh dari wilayah tersebut. dan diakhirinya perang, yang ditolak oleh pemerintah. (hanoum/arrahmah.id)