IDLIB (Arrahmah.id) — Sumber keamanan yang diinformasikan dekat dengan kelompok perlawanan Suriah Hai’ah Tahrir Syam (HTS) dan intelijen Turki mengatakan pada hari Jumat (23/9/2022) bahwa kedua pihak mencapai kesepahaman tentang pemindahan militan asing dari Idlib ke Afrin.
Dilansir North Press Agency (23/9), sebuah pertemuan rahasia telah diadakan pada 19 September antara anggota keamanan HTS dan petugas intelijen Turki di pangkalan militer Turki di wilayah Atarib.
Sumber tersebut juga mengatakan bahwa Abu Muhammad al-Falastini, Khattab al-Maghribi, dan Abu Ayyoub al-Shami mewakili HTS dalam pertemuan tersebut. Sedangkan dari pihak Turki diwakili seorang perwira bernama Yilmaz bersama dengan anggota intelijen lainnya.
Kedua pihak sepakat untuk mengangkut 120 militan asing, yang tinggal di Idlib, ke wilayah Afrin di utara Aleppo, mengurangi tekanan pada faksi oposisi bersenjata yang didukung Turki. Selain itu juga untuk meningkatkan hubungan keamanan antara kedua pihak.
Atas pemindahan yang rencananya akan dimulai pada 30 September nanti, Turki berjanji akan memberikan bantuan militer untuk HTS dan memberikan perawatan yang baik untuk militan HTS yang terluka.
Pemindahan ini pun, menurut sebuah sumber keamanan informasi kepada North Press, merupakan upaya Abu Muhammad al Jaulani selaku pemimpin HTS agar HTS dihapus dari daftar terorisme.
Dia menambahkan bahwa tujuan dari perjanjian tersebut adalah penghapusan secara bertahap militan asing HTS yang masih mengadopsi ideologi al Qaeda. Apabila para militan asing ini disimpan digaris depan maka mereka akan langsung melakukan pertempuran melawan pasukan pemerintah Suriah dan Pasukan Demokratik Suriah (SDF).
Diperkirakan saat ini ada sekitar 3.000 militan asing dari negara-negara seperti Turkistan, Uzbekistan, Irak, Tunisia, Libya, Maroko dan negara-negara Teluk yang tinggal di Idlib. (hanoum/arrahmah.id)