IDLIB (Arrahmah.id) — Kelompok perlawanan Suriah Haiah Tahrir asy Syam (HTS) pada Sabtu (2/3/2024) malam menangkap puluhan orang di Kegubernuran Idlib, barat laut Suriah, karena berpartisipasi dalam protes terhadap kelompok tersebut.
Dilansir North Press Agency (3/3), Dinas Keamanan Umum (GSS) HTS melakukan penangkapan di kamp Atmeh dan Killi di utara Idlib atas tuduhan memprotes pemimpin HTS, Abu Muhammad al Jaulani.
Seorang pejabat di kamp Killi mengatakan penangkapan dimulai pada hari Sabtu saat matahari terbenam dan berlangsung hingga jam 10 malam. GSS menangkap lebih dari 30 orang yang berpartisipasi dalam protes yang menuntut penggulingan al-Julani, mengakhiri aturan keamanan yang ketat terhadap penduduk, dan penghilangan paksa para tahanan.
Pejabat lain di kamp Atmeh mengatakan kampanye penangkapan serentak terjadi di kamp tersebut dan berakhir dengan penahanan 22 orang, termasuk empat perempuan, dengan tuduhan menciptakan kekacauan dan memfitnah kelompok tersebut dengan melakukan protes tanpa izin.
Protes meletus di Idlib sejak akhir Februari yang dipicu oleh pembunuhan seorang pria yang disiksa di penjara HTS menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia.
Protes segera meluas ke kota-kota lain di Idlib, menuntut pembebasan ratusan tahanan dan pemecatan al-Julani.
Kelompok ini menguasai setengah dari Kegubernuran Idlib dan sebagian dari Kegubernuran Hama, Aleppo, dan Latakia di barat laut Suriah. Selain itu, mereka telah membentuk Salvation Government yang dianggap sebagai sayap sipil HTS.
Akhir-akhir ini, HTS mengalami perpecahan internal dan pembelotan di antara para pemimpin terkemuka di jajarannya. Dimulai dari tokoh-tokoh seperti Abu Maria al-Qahtani, Abu Ahmad Zakour, dan lain-lain. Selain itu, cabang keamanan HTS menangkap dan mengejar orang-orang yang menentang kebijakannya atau berupaya mengungkap urusan dalam negerinya, terutama yang menargetkan militannya sendiri. (hanoum/arrahmah.id)