IDLIB (Arrahmah.id) — Kelompok perlawanan Suriah Hai’ah Tahrir asy Syam (HTS) mengeksekusi dua tahanan setelah menghabiskan delapan bulan dalam tahanan atas tuduhan mata-mata untuk Koalisi Global pimpinan Amerika Serikat (AS).
Seorang pejabat yang bekerja di salah satu penjara HTS mengatakan kepada North Press Agency (23/7/2023) dengan syarat anonim, “Eksekusi dilakukan oleh regu tembak di halaman Penjara Pusat Idlib dekat kota Sheikh Bahr di Idlib barat, tanpa mereka diadili atau diizinkan untuk dikunjungi selama masa penahanan mereka.”
Para tahanan itu adalah Mortada al-Rashad (42) dan Yazan Darboly, seorang pengungsi dari pedesaan Homs, yang telah ditangkap sejak Desember lalu menyusul penggerebekan di rumah mereka di Idlib, tambah petugas penjara itu.
Awal bulan ini, HTS menangkap tiga pemimpin administrasi dan keamanannya atas tuduhan spionase untuk Koalisi Global di lingkungan Wadi al-Nasim di kota Idlib. Ini adalah bagian dari serangkaian penangkapan yang dimulai pada bulan Juni.
Pada saat itu, sumber informasi mengatakan kepada North Press bahwa Aparat Keamanan Umum HTS, di bawah perintah Dewan Syura (puncak hierarki HTS), menangkap kepala Kantor Inspeksi dan Kontrol Keamanan, kepala Diwan al-Nafous dan wakil kepala penyelidik Keamanan Kriminal, bersama dengan lima anggota lainnya di kantor yang sama, dengan tuduhan memberikan informasi rahasia kepada Koalisi Global AS tentang pemimpin dan anggota HTS.
Pada waktu yang sama, aparat keamanan HTS juga menangkap 59 orang, termasuk wanita dan anak, usai terjadi kembali penembakan terhadap tiga anggota HTS yang sedang membawa kendaraan mereka.
Sebuah sumber, mengatakan kepada North Press bahwa “dua penyerang tak dikenal yang mengendarai sepeda motor menargetkan kendaraan militer milik Brigade Ali bin Abi Thalib HTS di jalan menuju Jabal al-Arbaeen [Gunung al-Arbaeen] di pedesaan Idlib.” (hanoum/arrahmah.id)