IDLIB (Arrahmah.id) –– Perselisihan internal kelompok perlawanan Suriah Hai’ah Tahrir asy Syam (HTS) terus memburuk bahkan salah satu pendiri kelompok itu dilaporkan akan ditangkap.
Dilansir Enab Baladi (19/12/2023), ulama terkemuka HTS Abdul Razzaq al Mahdi mengatakan di saluran Telegram miliknya bahwa sejumlah anggota HTS menghubunginya dan mengatakan kepadanya bahwa dia harus segera meninggalkan rumah, karena pasukan keamanan HTS akan menangkapnya. Mendengar informasi dari dalam HTS itu, dia kemudian pergi kabur ke wilayah yang dikuasasi SNA.
Akan tetapi Ketua Dewan Tertinggi Fatwa dan Dewan Syariah HTS, Abdul Rahim Attoun, mengatakan bahwa segala sesuatu yang dikabarkan Dinas Keamanan Umum HTS yang akan menangkap Abdul Razzaq al Mahdi adalah murni hoaks.
Dia menyatakan melalui Telegram bahwa dia meminta al Mahdi untuk tidak mempercayai berita itu dan membuat pihak lain yang membuat hasutan bergembira.
Serupa dengan itu, juru bicara Dinas Keamanan Umum HTS, Dhia al Omar, juga membantah niat badan tersebut untuk menangkap al Mahdi.
Al Mahdi dianggap sebagai salah satu ulama dan ahli hukum paling terkemuka di Suriah utara. Dia hadir di banyak komite yang dibentuk untuk menengahi perselisihan antar faksi sebelumnya.
Pada tahun 2017, ia bersama pendiri HTS lainnya seperti Abdullah al-Muhaysini dan Abu Taher Al Hamawi mengumumkan pengunduran dirinya HTS. Alasan pengunduran dirinya adalah karena tidak ingin mengambil bagian dalam tanggung jawab ketidakadilan yang dilakukan HTS. Hal ini terjadi setelah pertikaian HTS dengan Liwa al Aqsa atau Jund al Aqsa setelah penggabungannya.
Sejak berpisah dari HTS, al Mahdi melanjutkan aktivitas dakwah Islamnya secara mandiri dan menyelenggarakan beberapa program serta menjawab pertanyaan hukum dari para pengikutnya secara online melalui Telegram.
Pertikaian yang kian memanas ini dimulai sejak Dinas Keamanan Umum HTS menggerebek markas tangan kanan pemimpin HTS, Jihad Issa al-Sheikh atau dikenal juga Abu Ahmed Zakur, setelah upaya rekonsiliasi antara amir HTS, Abu Muhammad al Jaulani, dengan Zakur gagal.
Ketegangan antara kedua tokoh utama HTS ini memburuknya pekan lalu pasca krisis internal sejak Agustus lalu yang mengakibatkan penangkapan Abu Maria Al Qahtani, kepala dinas Keamanan Umum HTS sekaligus tangan kanan pemimpin HTS.
Bahkan informasi terkahir, terjadi bentrokan bersenjata antara HTS dengan pendukung Abu Ahmed Zakur. Sejumlah tokoh suku pendukung Zakur ditangkap HTS (hanoum/arrahmah.id)