DAMASKUS (Arrahmah.id) — Kelompok perlawanan Suriah yang berhasil menggulingkan Bashar al-Assad, Hai’ah Tahrir Syam (HTS) akan segera membubarkan diri. Dikutip dari AFP (18/12/2024), kelompok ini akan jadi yang pertama bubar dan menggabungkan diri dengan militer Suriah yang sah.
“Di negara mana pun, semua unit militer harus terintegrasi dengan institusi (angkatan bersenjata),” kata salah satu petinggi militer HTS, Murhaf Abu Qasra, atau dikenal dengan Abu Hassan al-Hamawi dalam wawancaranya dengan AFP (18/12).
“Kita akan jadi yang pertama, Insyaallah, jadi yang pertama dan berinisiatif (untuk membubarkan diri),” katanya.
Ia juga menambahkan, kawasan Suriah yang saat ini dikuasai kelompok militer Kurdi, akan diintegrasikan dengan pemerintahan baru Suriah. Ini adalah jawaban dari HTS, yang menolak keras konsep federasi.
“Suriah tidak akan dibagi-bagi,” kata Abu Qasra.
“Orang-orang Kurdi adalah salah satu komponen bangsa Suriah. Suriah tidak akan dibagi-bagi, dan tidak akan ada entitas federal,” tambahnya.
Sejauh ini, kelompok Kurdi yang didukung Amerika Serikat menduduki area utara dan timur laut Suriah. Mereka juga kerap bertempur dengan kelompok oposisi lain yang didukung Turki.
Abu Qasra juga meminta perhatian dunia internasional, untuk mencari solusi terkait serangan terus-menerus Israel di kawasan Suriah.
“Serangan mereka di selatan tak bisa dibenarkan, kami meminta komunitas internasional untuk mencari solusi dari ini,” ucapnya.
Israel sendiri tengah gencar melakukan serangan ke aset-aset militer Suriah, terutama di sebelah selatan. Alasannya, menjaga agar aset militer Suriah tak jatuh ke tangan yang salah.
Semenjak jatuhnya rezim al-Assad, Suriah masuk ke dataran tinggi Golan yang selama ini dibawah pengawasan PBB.
Selain itu, Abu Hassan juga mendesak agar negara-negara barat mencabut status organisasi teroris yang selama ini mereka sematkan pada HTS.
HTS sendiri tengah berupaya mencari dukungan internasional. Salah satu caranya, pemimpin mereka, Abu Muhammad al Jaulani kini tengah mengganti namanya dengan nama asli, Ahmad asy Syaraa.
“Kami minta Amerika Serikat dan negara-negara lain untuk mencabut status ini. Pada Jaulani, dan pada kelompok kami,” katanya.
Sebelumnya, Amerika Serikat dan Inggris mengkategorikan HTS sebagai teroris. Maka status ini perlu dicabut, agar HTS bisa mengambil alih pemerintahan Suriah secara sah, dan tidak ‘mengancam’ negara-negara barat.
Mereka juga menjanjikan suatu pemerintahan yang moderat di Suriah. Salah satunya menjamin keamanan dan keselamatan kelompok minoritas dan relijius di Suriah. (hanoum/arrahmah.id)