SURABAYA (Arrahmah.com) – Ribuan massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Jawa Timur menggelar demonstrasi di depan Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Sabtu, untuk menolak rencana kedatangan tiga kapal perang AS pada 28 Mei 2012.
Salah seorang koordinator aksi, Abdul Karim, mengatakan kedatangan tiga kapal perang AS itu akan membawa 831 personel untuk melakukan bakti sosial di Madura serta latihan bersama dengan 1.244 personel TNI AL di Pantai Banongan, Situbondo pada tanggal 2–5 Juni mendatang.
“Itu merupakan awal dari intervensi militer negara imperialis AS ke dalam wilayah negara Indonesia. Hal ini dilakukan AS untuk memperkuat intervensinya di bidang politik dan ekonomi khususnya yang telah lebih dahulu dilakukan,” katanya di depan Gedung Grahadi, Surabaya, kemarin Sabtu (26/5).
Menurut dia, AS tentu tidak ingin kepentingan politik dan ekonomi yang sangat besar di Indonesia mendapat gangguan. Maka dari itu, lanjut dia, AS ingin memastikan bahwa semua kepentingan itu dijamin keberlangsungannya, dan setiap ancaman, hambatan dan gangguan dapat diatasi sejak dini.
“Di sinilah sesungguhnya makna strategis dari kehadiran tiga kapal perang AS dan latihan perang yang hendak mereka lakukan,” kata pengurus HTI lainnya, Khairi Sulaiman menambahkan.
Khairi Sulaiman mengatakan, dalam hal ini, HTI menyerukan solusi praktis, tegas, dan jelas supaya Indonesia bisa lepas secara penuh dari cengkraman intervensi asing, khususnya AS, yakni dengan menyerukan kepada umat Islam untuk sungguh-sungguh berjuang bagi tegaknya kembali syariah dan khilafah.
“Karena syariahlah yang benar-benar akan mewujudkan kebaikan dan kemerdekaan, menggantikan sekularisme dan kapitalisme, sedangkan khilafah akan benar-benar melindungi seluruh negeri muslim, termasuk Indonesia, dari intervensi kekuatan asing dalam segala bentuknya,” katanya
Dalam aksinya kali ini, HTI membawa tiga poin tuntutan, diantaranya menolak kehadiran kapal perang AS karena dianggap betuk awal intervensi, serta menyerukan kepada Pemerintah Indonesia agar tidak melanjutkan rencana latihan perang bersama tentara AS.
Sementara itu menurut Muhammad Ismail Yusanto selaku juru bicara aksi mengatakan, bahwa kedatangan kapal perang AS tersebut, selain sebagai bentuk awal intervensi, juga telah merugikan para pengusaha. pasalnya kedatanagn tiga kapal perang AS tersebut akan menutup salah satu pelabuhan dagang Tanjung perak surabaya selama beberapa hari.
“Rencana Kehadiran kapal perang AS itu, sudah tentu merugikan para pelaku usaha karena akan ada penutupan pelabuhan selama beberapa hari. selain itu poin penting adalah rencana kedatangan kapal perang adalah bentuk awal intervensi militer untuk mengkokohkan dominasi politik dan Ekonomi AS di Indonesia. untuk itu, harus kita tolak,” ujarnya
Seperti diberitakan sebelumnya, tiga kapal perang USA yang membawa 831 personel, masing-masng Kapal US CG WAESCHE, US Navy USS Vandegrift FFG-48, dan USS GPN LSD 42. (bilal/arrahmah.com)