JAKARTA (Arrahmah.com) – Jurubicara Hizbut Tahrir Indonesia, Muhammad Ismail Yusanto mengritik keras anggota Komisi-C DPR Aceh Zulkifli yang mengatakan, pemberlakukan syariat Islam dapat menghambat investasi asing ke Aceh.
“Tidak sepantasnya anggota dewan itu berkata demikian. Hal itu bisa membuat opini buruk tentang syariat Islam,” ujar Ismail ketika kepada hidayatullah.com Senin (18/10/2010).
Menurut Ismail, pernyataan tersebut perlu dispesifikkan lagi. “Apakah karena faktor birokrasi (administrasi) atau faktor politik (value of frame construction) negara investor,” terangnya.
Sebab, lanjut Ismail, kedua hal tersebut bisa mempengaruhi iklim investasi di Aceh. Masing-masing negara memiliki value yang berbeda.
“Jadi, apakah negara yang dimaksud itu adalah Amerika, Eropa atau negara-negara di Timur Tengah,” katanya.
Lebih jauh, Ismail mengatakan, penerapan syariat Islam di Aceh justru akan berimplikasi positif terhadap pemerintahan. Daerah yang menerapkan syariat Islam akan jauh lebih bersih dan bebas korupsi (clean and good governance). “Jadi, justru akan lebih menarik simpati investor,” ujarnya.
Ismail menyarankan, jika AS atau Eropa enggan berinvestasi karena masalah value di Aceh, lebih baik menarik investasi dari negara Timur Tengah atau yang lainnya, seperti Cina dan Jepang. (hid/arrahmah.com)